Bisnis.com, JAKARTA – Singapore Food Agency (SFA) melakukan audit ke dua perusahaan perunggasan di Indonesia, yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA).
Indonesia menjadi pilihan Singapura dalam memenuhi kebutuhan unggas dan produknya di tengah krisis akibat Malaysia menyetop ekspor livebird.
CPIN dan JPFA merupakan perusahaan awal yang diaudit saat ini karena sudah siap secara teknis dan persyaratan administrasinya pun sudah lengkap.
Tim SFA selama proses audit telah memperoleh gambaran tentang manajemen produksi unggas di Indonesia. Rangkaian proses Audit Country Level telah dilaksanakan mulai dari 20 sampai dengan 23 Juni 2022.
Lokasi yang menjadi tujuan dari Tim Audit merupakan representasi Indonesia terhadap proses pengawasan dari pemerintah pusat melalui Ditjen PKH, proses karantina di pintu pengeluaran Tanjung Priok.
Selain itu juga meninjau proses pengujian dan surveillance di Laboratorium Nasional seperti BPMSPH dan Balai Veteriner, serta jaminan proses produksi di farm komersial dengan kompartemen bebas Avian Influenza (AI).
Baca Juga
Director Division Food CPIN Ferdiansyah Gunawan Tjoe menyampaikan perusahaan merupakan produsen unggas integrasi vertikal terbesar di Indonesia, sehingga siap untuk menjadi mitra yang dapat diandalkan dan melayani kebutuhan dan persyaratan konsumen Singapura.
“Seluruh hasil produksi dari perusahan sudah disertifikasi oleh standar yang diakui secara internasional seperti sertifikasi Halal, GMP [Good Manufacturing Practice], FSSC 22000, NKV [Nomor Kontrol Veteriner], dan sudah disetujui oleh Singapore Food Agency (SFA),” ujarnya dalam Closing Meeting Audit Country Level Singapore Food Agency (SFA) di Kementerian Pertanian, Kamis (23/6/2022).
Selaras dengan CPIN, Chief Operating Officer JPFA Harwanto mengungkapkan bahwa JPFA sebagai perusahaan perunggasan yang menawarkan solusi total dan sudah beroperasi selama lebih dari 51 tahun sangat optimis dapat memenuhi permintaan dan standar Singapura.
“Produk-produk kami telah tersertifikasi dengan standar internasional,” katanya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Nasrullah menyampaikan kedatangan Tim Audit SFA merupakan respon positif untuk menjalin kerja sama antara pihak Indonesia dengan Singapura, terutama dalam persiapan ekspor unggas dan produknya dari Indonesia ke Singapura.
“Singapura merupakan sebuah negara yang memiliki standar keamanan pangan yang tinggi, sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakatnya sebagai konsumen. Kami siap memberikan jaminan bebas penyakit AI berdasarkan penerapan sistem kompartemen unit usaha unggas,” imbuhnya.
Nasrullah menyebutkan pasokan kebutuhan domestik juga tetap aman dengan adanya ekspor ini. Data Ditjen PKH mencatat untuk periode Juni dan Juli 2022 saja prognosa ketersediaan daging ayam masing-masing sebesar 99.089 ton dan 49.885 ton.
Senior Director Joint Operations Division SFA Abdul Jalil Abdul Kadir pun menyampaikan apresiasinya terhadap Indonesia serta CPIN dan JPFA karena telah terbukti memiliki keamanan pangan yang baik untuk unggas.
“Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada tim dari Indonesia, dan juga tim dari Singapura yang telah bekerja keras di lapangan, sehingga hasil audit ini dapat maksimal”, ungkapnya.
Abdul Jalil juga menyampaikan apresiasinya kepada CPIN dan JPFA sebagai dua perusahaan yang telah diaudit karena telah memenuhi kelengkapan data yang diminta oleh SFA.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada kedua perusahaan yang telah membuktikan kelayakan produk ekspor mereka untuk Singapura,” lanjutnya.