Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyayangkan realita yang terjadi di era ekonomi digital saat ini. Pasalnya, produk asing masih saja membanjiri platform belanja online (e-commerce) di Tanah Air.
Padahal dia menyebut, berdasarkan hasil riset Southeast Asia e-Conomy Report 2020, ekonomi digital Tanah Air diproyeksi berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 10 persen pada 2025.
"Kita bicara e-commerce, barangnya asing. Bukannya anti asing, tetapi itu realita," ujar Erick Thohir saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, dikutip Rabu (22/6/2022).
Menurutnya, potensi ekonomi digital di Indonesia diperkirakan tembus Rp1.736 triliun. Sektor ini akan didominasi oleh sektor e-commerce pada 2025 melalui penjualan produk lokal.
Bukan itu saja, dia juga menyebut potensi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp4.500 triliun pada 2030. Angka ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar untuk perkembangan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara atau Asean.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyoroti maraknya pinjaman online ilegal berkedok fintech. Pun dengan industri gim dalam negeri yang masih didominasi pengembang dari negara lain. Hal ini, turut menandakan ketidakpastian Indonesia dalam mengoptimalkan ekonomi digital.
Baca Juga
"Fintech bukannya bagus, dipakai [jadi] tempat penipuan, pinjol," sambungnya.