Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Sebut Peran BUMN Stabilkan Harga Minyak Goreng

BUMN dapat menjadi penyangga harga minyak goreng curah untuk solusi jangka panjang.
Ilustrasi Refined, bleached, and deodorized (RBD) palm oil sebagai bahan baku minyak goreng/ The Edge Markets
Ilustrasi Refined, bleached, and deodorized (RBD) palm oil sebagai bahan baku minyak goreng/ The Edge Markets

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa memiliki peran strategis untuk ikut serta menstabilkan harga minyak goreng, terutama minyak goreng curah, yang berdampak ke hajat hidup orang banyak.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan lambatnya penurunan harga minyak goreng saat ini terjadi karena adanya masalah di hilir, terutama rantai distribusi hingga ke tangan konsumen minyak goreng curah. Menurutnya, perlu peran BUMN untuk menyangga harga minyak goreng curah.

“Minyak goreng ini juga menguasai hajat hidup orang banyak, terutama kalangan bawah dan pelaku industri. Jadi sama seperti beras atau BBM, perlu dukungan BUMN, dengan menjadi penyangga minyak goreng curah, tetapi khusus curah untuk kalangan bawah,” papar Faisal dalam keterangannya, Selasa (21/6/2022).

Menurutnya, BUMN dapat dilakukan untuk mengatasi masalah jangka panjang misalnya menjadi penyangga harga. Saat ini, pemerintah perlu solusi cepat untuk mengatasi masalah jangka pendek, yaitu harga minyak goreng curah yang masih tinggi. Fokus persoalan adalah di rantai distribusi dari produsen ke distributor dan retailer dan agen penjual yang kecil-kecil, perlu diperhatikan.

“Jadi harus diawasi titik-titik distribusi ini. Ini yang penting sekarang untuk jangka pendek. Nah, kalau jangka pendek ini sudah tercapai, harga minyak goreng curah di pasar tradisional sudah Rp14.000 per liter, maka perlu dijalankan program jangka panjang, misalnya menugaskan BUMN menjadi penyangga harga,” jelasnya.

Pemerintah memiliki perangkat yang memadai untuk menjangkau ini sehingga titik-titik pengecer yang ditetapkan tidak lagi membutuhkan rantai distribusi tambahan.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah meluncurkan Program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) Rakyat pada tanggal 17 Mei 2022. Dalam dua minggu sejak diterbitkan, MGCR sudah disalurkan melalui 10.000 pengecer di sejumlah kota.

Namun sayangnya, kebijakan itu belum berhasil memangkas harga minyak goreng curah di pasar-pasar tradisional. Hingga saat ini, harga minyak goreng curah di tingkat konsumen belum menyentuh harga Rp14.000 per kg seperti yang ditargetkan Pemeritah. 

Dua minggu setelah program itu diluncurkan atau tanggal 31 Mei 2022, data Pusat Informasi Pangan Strategis (PIPS) menunjukkan harga minyak goreng curah di pasar-pasar tradisional provinsi rata-rata masih berkisar antara Rp15.000 per liter hingga hampir Rp29.000 per liter.

Menurut data PIPS, harga rata-rata terendah terjadi di Sumatera Barat, yaitu Rp15.400 per liter. Sedangkan harga tertinggi, terjadi di Papua di level Rp28.750 per liter.

Pada Juni 2020, sudah terjadi penurunan harga, tetapi belum mencapai target. Data terakhir atau per tanggal 21 Juni 2022, PIPS mencatat sudah ada penurunan harga di dua provinsi, yaitu Kalimantan Barat menjadi Rp14.650 per liter dan Sumatera Barat Rp14.850 per liter.

Harga di Pulau Jawa dan Bali rata-rata masih di atas Rp16.000 per liter. Harga tertinggi masih terjadi di Papua, tetapi sudah turun tipis menjadi Rp28.150 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper