Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Telur dan Ayam Melambung, Pemerintah Diminta Subsidi Peternak

Pelaku usaha peternakan terpaksa menaikkan harga telur dan ayam akibat harga pakan yang terus melonjak.
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum HKTI Bidang Peternakan dan Perikanan, Ki Musbar Mesdi meminta pemerintah melindungi industri peternakan dalam negeri. Salah satunya adalah dengan mensubsidi biaya transportasi dan pakan ternak.

Musbar mengatakan dengan kondisi harga pakan ternak yang terus melonjak, pelaku usaha peternakan terpaksa menaikkan harga telur dan ayam yang saat ini melonjak hingga 13 persen dibanding harga normal.

“Saya juga mengharapkan Kemenko Perekonomian bijak di sini apakah ini akan dilakukan subsidi kepada pelaku usaha, subsidi transportasi atau bansos dalam bentuk natura,” ujar Musbar dalam diskusi daring, dikutip Selasa (21/6/2022).

Selain subsidi, Musbar juga berharap agar pemerintah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 07 tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen. Dalam beleid tersebut, kata Musbar, harga acuan pakan ternak seperti jagung pakan masih Rp4.500 per kg. tapi saat ini harganya sudah mencapai Rp6.000 per kg.

Musbar mengatakan, harga telur pun dalam Permendag tersebut masih di kisaran Rp19.000-20.000 per kg. Padahal, saat ini sudah Rp23.000-25.000 per kg akibat lonjakan harga pakan.

“Kita dijustifikasi penyebab inflasi 2,5 persen. Jadi maaf-maaf saja kepada pemerintah hanya menyampaikan bahwa inflasi ini diakibatkan oleh keterlambatan evaluasi dan direvisi. Ke depan kami mohon lindungilah industri kita di dalam negeri. Sebab dengan kondisi saat ini, jadi incaran negara-negara tetangga di luar negeri yang menjadi over suplai daging dan telur,” ujarnya.

Dengan kondisi industri telur yang terpojok, kata Musbar, hal tersebut jadi incaran produsen telur dan ayam yang over suplai dari negara tetangga.

“Artinya kenapa? kita akan menjadi free market bagi negara-negara yang bisa masuk kesini. Dampak dari tidak adanya evaluasi dan revisi regulasi ini akan berdampak harga jual kepada masyarakat yang menyebabkan kegaduhan di masyarakat,” kata Musdar.

Diketahui, saat ini harga telur ayam ras Rp29.400 per kg, yang normalnya Rp25.000 per kg atau naik sekitar 15 persen.

Kepala Seksi Ternak Unggas Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan Iqbal Alim mengatakan kenaikan harga pakan periode Januari-Mei 2022 untuk pakan ayam broiler naik 7,74 persen atau Rp620 per kg, pakan layer (ayam petelur) naik 7,74 persen atau Rp563 per kg, dan konsentrat layer naik Rp1.006 per kg atau 12,55 persen.

Dalam catatan Kementan, perkembangan harga pakan seperti soybean meal (SBM) pada 2020 US$376 per mt, 2021 US$546, 2022 US$553. Distiller Dried Grain with Soluble (DDGS) pada 2020 US$231, 2021 US$294, US$350, Corn Gluten Meal (CGM) US$816. Begitu juga harga jagung pada 2020 US$4.249 per mt, 2021 US$5.445, dan 2022 US$5.639.

“Inilah yang menyebabkan harga ayam atau telur menggila,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper