Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id : Dari Nasib Garuda, Minimnya Kebun Plasma, Cerahnya Batu Bara, hingga Penjualan Mobil

Selain menyoroti kelanjutan nasib garuda yang diambang kebangkrutan, redaksi bisnisindonesia.id juga menyajikan sejumlah berita ekonomi dan bisnis yang menarik lainnya dan dikemas secara analitik dan lebih mendalam.
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Pada Senin, 20 Juni 2022, Pengadilan Niaga akan mengumumkan apakah proposal perdamaian yang diajukan Garuda (GIAA) diterima para kreditor atau sebaliknya.

Selain menyoroti kelanjutan nasib garuda yang diambang kebangkrutan, redaksi bisnisindonesia.id juga menyajikan sejumlah berita ekonomi dan bisnis yang menarik lainnya dan dikemas secara analitik dan lebih mendalam.

Berikut lima berita pilihan editor bisnisindonesia.id edisi Sabtu (18/6)  

1. NASIB GARUDA, MASIH BERNAPAS PANJANG ATAU TAK LAGI TERBANG?

Senin mendatang, 20 Juni 2022 masyarakat Indonesia juga dunia akan mengetahui nasib maskapai nasional Garuda Indonesia. Pengadilan Niaga akan mengumumkan apakah proposal perdamaian yang diajukan Garuda (GIAA) diterima para kreditor atau sebaliknya.

Pengadilan Niaga juga akan memutuskan apakah persetujuan kreditor atas proporal perdamaian dari Garuda (GIAA) bisa disahkan dan masuk dalam berkas homologasi. Jika pengadilan menolak mengesahkan perdamaian antara para pihak, dalam putusan yang sama pengadilan wajib menyatakan Garuda pailit.

Sidang voting menjadi momen krusial bagi maskapai nasional Garuda Indonesia. Jika lolos sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Garuda (GIAA) bisa kembali memperpanjang sisa usianya. 

Meski begitu, kerja belum selesai. Tagihan utang dari lessor menjadi hal pertama yang harus dihadapi jika Garuda lolos dari kemungkinan dipailitkan.

2. SIASAT TEKAN PERUSAHAAN BESAR REALISASI KEBUN PLASMA

Salah satu bentuk perkebunan kelapa sawit di Tanah Air dikelola dengan pola kemitraan inti plasma yang sudah berlangsung sejak lama.

Kemitraan ini merupakan perjanjian kerja sama antara perusahaan perkebunan besar kelapa sawit dengan masyarakat. UU No.39 Tahun 2014 tentang Perkebunan yang mengatur perusahaan wajib memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat seluas 20% dari total luas area izin usahanya. 

Namun hingga akhir 2018, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian mencatat luas lahan kebun plasma hanya 617.000 hektare. Padahal jika dihitung 20% dari luas perkebunan sawit skala besar pada 2020 yang mencapai 8.5070461 ha, seharusnya kebun plasma sawit seluas 1.701.492 ha.

Jika disimak, perkembangan luas kebun plasma yang tidak optimal, dipicu kebijakan pemerintah yang terus berubah terkait pola kemitraan. 

3. PAMOR CERAH BATU BARA INDONESIA DI PUSARAN ENERGI BERSIH

Di tengah dorongan dan kesepakatan negara-negara di dunia untuk segera meninggalkan batu bara sebagai sumber energi serta beralih ke komoditas yang lebih bersih dan ramah lingkungan, pamor batu bara Indonesia justru kian moncer.

Padahal, belum lama ini pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengumumkan akan segera merilis peta jalan menuju target net zero emission.

Sejumlah negara telah menyatakan minatnya sekaligus mengajukan permintaan untuk mengimpor emas hitam itu dari Indonesia. Beberapa di antaranya, seperti Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, hingga Belanda bahkan diketahui telah melakukan transaksi dengan pengusaha batu bara Tanah Air. Peningkatan permintaan batu bara juga datang dari Malaysia, India, dan Pakistan.

4. UPAYA CAPAI KEDAULATAN PANGAN, PROYEK BENDUNGAN TERUS DIKEBUT

Pembangunan bendungan terus dikebut pemerintah. Sejak 2015 hingga kini, Indonesia telah membangun 61 bendungan baru dan melakukan optimasi 231 bendungan atau waduk eksisting.

Pembangunan bendungan ini untuk meningkatkan ketersediaan air mendukung pertanian, industri, pariwisata, perkotaan, kebutuhan domestik, dan kegiatan lainnya. Hingga 2021 telah selesai 29 bendungan, lalu 2 bendungan selesai di awal 2022 dan sisanya 30 bendungan dalam masa konstruksi (on going). 

Pada Jumat (17/6/2022), Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau Bendungan Sindangheula yang terletak di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Bendungan Sindangheula telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 4 Maret 2021 lalu. Bendungan tersebut dibangun dengan anggaran mencapai Rp451 miliar dan memiliki kapasitas tampung sebesar 9,30 juta meter kubik.

5. PENYEBAB PENJUALAN MOBIL MEI 2022 TERJEREMBAB

Penjualan ritel mobil baru pada Mei 2022 kembali melemah hingga ke titik terendah sepanjang tahun ini. Efek hari kerja pendek dinilai jadi biang penyebabnya.

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan ritel mobil baru pada bulan lalu hanya 61.558 unit. Pasokan pabrikan ke dealer juga menukik ke titik terendah sepanjang tahun ini, demikian pula produksi dan performa ekspor.

Hampir semua merek mengalami penurunan penjualan. Adapun merek kendaraan komersial, yakni Isuzu dan Hino, berhasil menaikkan penjualan.

Toyota masih menjadi merek terlaris, diikuti Daihatsu, Mitsubishi Motors, Honda, dan Suzuki. 

Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, penjualan ritel pada Mei 2022 juga lebih rendah atau minus 2.617 unit (-4,1%). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper