Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), anggota holding BUMN Pertambangan MIND ID tengah mengoptimalkan potensi pasar ekspor baru seiring dengan rencana pemerintah menaikkan produksi batu bara dalam rencana kerja dan anggaran belanja atau RKAB tahun ini.
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk Apollonius Andwie mengatakan langkah itu diambil setelah PTBA mencatatkan produksi pada kuartal pertama 2022 sebesar 6,3 juta ton atau naik 40 persen secara tahunan.
“Selain tetap fokus memenuhi kontrak yang sebagian besar untuk kebutuhan domestik, PTBA tentunya terus mengoptimalkan potensi market ekspor baru, tidak hanya ke negara tujuan ekspor existing,” kata Andwie melalui pesan singkat, Jumat (17/6/2022).
Andwie mengatakan perseroan turut melihat potensi ekspor ke sejumlah negara eropa yang relatif tumbuh pesat hingga pertengahan tahun ini. Dia berharap peningkatan permintaan itu ikut mengangkat kembali kinerja ekspor perseroan pada triwulan kedua tahun ini.
“PTBA melihat potensi ekspor ke sejumlah negara eropa seiring dengan meningkatnya permintaan, yang diawali dengan supply ke negara Italia pada kuartal pertama 2022,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menaikkan target produksi batu bara pada rencana kerja dan anggaran belanja atau RKAB perusahaan yang memiliki IUP pada pertengahan tahun ini. Langkah itu diambil seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas emas hitam itu dari sebagian negara eropa dan India di tengah disrupsi pasokan energi global yang masih berlanjut.
Baca Juga
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan Jerman secara resmi sudah mengajukan permintaan batu bara mencapai 150 juta ton pada tahun ini. Sementara sebagian negara lain masih menunggu proses pengajuan resmi yang diprediksi ikut menaikkan target produksi tambang hingga akhir tahun.
“Nanti kita akan tambahkan produksinya di RKAB, belum ada angkanya tapi gambaran permintaanya sudah 150 juta [ton], itu yang bicara angka Jerman kalau yang saya tahu,” kata Ridwan saat ditemui selepas acara Pengarahan Kepada Penjabat Gubernur dan Penjabat Bupati/Penjabat Walikota di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (16/6/2022).
Ridwan memastikan kapasitas produksi di dalam negeri relatif stabil hingga akhir tahun seiring dengan permintaan yang signifikan dari sejumlah negara non tradisional. Menurut dia, cadangan batu bara dari sejumlah perusahaan besar seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) terbilang cukup besar untuk memenuhi permintaan baru tersebut.
“Sumber batu bara dari kita masih cukup kok, termasuk yang besar-besar. Termasuk PTBA dan lain-lain masih cukup kita,” tuturnya.
Adapun realisasi produksi batu bara hingga pertengahan tahun ini masih relatif rendah akibat gangguan cuaca pada awal tahun ini. Selain itu, pendanaan yang seret dari perbankan turut memengaruhi kegiatan eksplorasi pada hulu tambang batu bara.
Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia per Jumat (17/6/2022), realisasi produksi batu bara baru mencapai 271,78 juta ton. Sementara realisasi ekspor menyentuh di angka 95,79 juta ton dan domestik berada di kisaran 72,65 juta ton. Di sisi lain, pemenuhan pasar domestik atau domestic market obligation (DMO) sudah mencapai 54,03 juta ton.
Sementara itu, Bursa ICE Newcastle per Jumat (17/6/2022) menunjukan harga batu bara untuk kontrak Juli 2022 kembali mengalami penguatan setelah naik 0,41 persen ke posisi US$346,4 per ton. Dalam tiga bulan terakhir harga batu bara terus mengalami kenaikan sebesar 51,17 persen dari perdagangan Maret 2022 di posisi US$198,30 per ton.
Sentimen harga batu bara di Bursa ICE Newcastle masih relatif kuat hingga pertengahan tahun ini dengan kenaikan harga komoditas itu mencapai 280,87 persen secara tahunan.