Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Bos Garuda Indonesia (GIAA) Beberkan Rencana Usai PKPU

Bos Garuda Indonesia (GIAA) membeberkan rencana maskapai usai proses PKPU.
Anitana Widya Puspa
Anitana Widya Puspa - Bisnis.com 16 Juni 2022  |  15:39 WIB
Bos Garuda Indonesia (GIAA) Beberkan Rencana Usai PKPU
Garuda Indonesia Bermasker - Garuda Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengharapkan proses Penundaan Kewajiban Penundaan Pembayaran Utang (PKPU) dapat mencapai kesepakatan sehingga perseroan dapat ikut serta meraih momentum pemulihan industri penerbangan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan dalam proses negosiasi dengan kreditur, perseroan telah memaparkan rencana bisnis hingga 2030. Para kreditur, sebutnya, menilai rencana bisnis tersebut realistis karena telah memasukkan asumsi pemulihan industri penerbangan ke-depannya.

“Yang ingin kami sampaikan, kami percaya industri akan membaik. Kami percaya akan banyak fokus ke rute domestik dan rute internasional yang menguntungkan,” ujarnya, Kamis (15/6/2022).

Irfan menjelaskan apabila proses PKPU ini berhasil, perseroan juga telah memiliki rencana untuk meningkatkan menambah jumlah pesawat sesuai dengan kesepakatan lessor. Pasalnya dalam kondisi penerbangan saat ini, maskapai tengah dihadapkan persoalan terbatasnya jumlah pesawat.

“Kami pingin PKPU cepat selesai dan kesepakatan diperoleh. Jadi kita bisa meraih momentum recovery industri ini,” tekannya.

Melansir dari situs resmi PKPU Garuda, nilai tagihan tersebut tersebar untuk kreditur lessor, non-lessor, maupun kreditur preferen. Rinciannya, Daftar Piutang Tetap terbanyak kepada sebanyak 123 lessor sesuai jumlah senilai Rp104,371 triliun. Selanjutnya, DPT untuk lebih dari 300 kreditur non-lessor senilai Rp34,09 triliun. Terakhir, DPT kepada non-preferen kepada 23 kreditur berjumlah Rp3,9 triliun.

 Irfan pun mengakui membutuhkan waktu yang panjang untuk bernegosiasi dengan para krediturnya. Pertemuan dan negosiasi dengan banyak pihak dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Maskapai pelat merah tersebut akan memanfaatkan sisa waktu sebelum proses voting untuk memaksimalkan diskusi guna mencapai persetujuan perdamaian.

“Nilainya memang banyak. Namun utang kita jangan dianggap ke lessor semua. Ada juga Bank lho. Memang tak bisa dimunafikkan yang besar ini, atau lessor ini complicated. Karena bicara kita bukan utang tapi kerja sama kita ke depan gimana. Kan pesawat mereka di sini kan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Garuda Indonesia pkpu giaa pt garuda indonesia tbk
Editor : Rio Sandy Pradana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top