Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Inggris Melesu Akibat Inflasi yang di Luar Ekspektasi

Inggris berada dalam periode panjang kelesuan ekonomi yang ditandai dengan tergerusnya optimisme konsumen di level terendah sejak 1970 serta prospek inflasi yang 5 kali lipat lebih tinggi dari target pemerintah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan kunjungan ke Eropa, salah satunya bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Anne-Marie Trevelyan MP./Instagram @aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan kunjungan ke Eropa, salah satunya bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Anne-Marie Trevelyan MP./Instagram @aniesbaswedan

Bisnis.com, JAKARTA - Inggris berada dalam periode panjang kelesuan ekonomi yang ditandai dengan tergerusnya optimisme konsumen di level terendah sejak 1970 serta prospek inflasi yang 5 kali lipat lebih tinggi dari target pemerintah.

Penjualan ritel diperkirakan jatuh dan para pasar tenaga kerja kehilangan momentum lantaran kenaikan upah sangat tipis. Di sisi lain, Bank of England (BOE) diperkirakan mengerek suku bunga acuan hingga lima kali, level tertinggi sejak 2009.

Dengan kondisi tersebut, rumah tangga harus menghadapi pukulan terberat pada biaya hidup sejak tahun 1950-an.

Kepuasan publik pada kinerja Bank of England mengalami kemerosotan dengan hanya 25 persen yang menyatakan kepuasannya.

Responden dibuat lebih pesimistis seiring dengan tekanan inflasi. Survei pada Mei ini menunjukkan bahwa masyarakat tengah menghadapi kenaikan harga di pertokoan hingga 4,6 persen.

Angka itu naik dari 4,3 persen pada Februari dan 2,4 persen pada tahun lalu. Dalam 5 tahun ke depan, inflasi diperkirakan akan bertahan di level 3,5 persen, masih di atas target BOE 2 persen.

"Kami memperkirakan pembuat kebijakan untuk memberikan suara 6-3 dengan mendukung kenaikan suku bunga menjadi 1,25 persen, dari 1 persen saat ini," kata analis Bloomberg Dan Hanson, seperti dikutip Bloomberg pada Minggu (12/6/2022).

Beberapa anggota Komite Kebijakan Moneter BOE seperti Michael Saunders, Catherine Mann dan Jonathan Haskel diyakini akan mendukung kenaikan 50 basis poin, seperti yang mereka lakukan pada Mei dan Februari.

"Kami juga berpikir pasar tenaga kerja yang ketat dan dukungan fiskal ekstra akan meyakinkan dua anggota komite yang tidak menandatangani pedoman dalam risalah Mei untuk memilih kenaikan 25 bps bulan ini," lanjut Hanson.

Dengan perkiraan memuncaknya inflasi hingga double digit pada Oktober atau lima kali dari target BOE, Gubernur Andrew Bailey tampaknya tidak punya pilihan lain selain mengerek suku bunga, meskipun krisis biaya hidup akan memburuk.

Pada Mei, BOE mencatatkan penurunan terbesar pada output sekitar 1 persen pada kuartal terakhir tahun ini, yang diikuti oleh kontraksi kecil pada 2023 dan stagnasi pada 2024.

Adapun stimulus fiskal yang ditawarkan Menteri Keuangan Rishi Sunak senilai 15 miliar pound sterling atau US$18,5 miliar hanya akan memberikan kelonggaran sementara.

Inflasi di Inggris telah menyentuh 9 persen per April, yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Pada saat yang sama, BOE memperkirakan 1,5 juta pencari kerja akan menganggur dalam 2 tahun ke depan.

"Ketika Anda melihat kembali sejarah, penurunan parah ditandai dengan apakah kita mendapatkan peningkatan pengangguran yang nyata atau tidak," ujar ekonom ING James Smith.

Krisis biaya hidup di kalangan rumah tangga, rendahnya optimisme, dan pertumbuhan ekonomi yang loyo mencerminkan resesi bagi sebagian orang.

"Bahkan sebelum periode inflasi tinggi ini, ada banyak orang yang berhutang, banyak orang yang mengalami kemiskinan -- bahkan tidak mulai menyerang masalah jangka panjang itu," ungkap ekonom senior Joseph Rowntree Foundation Rebecca McDonald.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper