Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mendorong pengadaan dan pengoperasian bus listrik sebagai angkutan massal guna mengurangi emisi karbon. Kendati demikian, investasinya dinilai masih mahal.
Pemilik perusahaan otobus (PO) Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengatakan saat ini investasi untuk melakukan pengadaan dan pengoperasian bus listrik masih terlalu mahal. Terutama, untuk operator swasta yang bergerak di angkutan antarkota dan antarprovinsi (AKAP).
Kendati belum memiliki rencana soal pengadaan bus listrik, Anthony mengaku siap apabila diajak oleh pemerintah untuk menguji coba operasional bus listrik.
"Jadi kami menunggu regulasi dan juknis dari pemerintah saja. Tapi kami siap apabila diajak atau diminta untuk menguji coba operasional bus listrik," kata Anthony, Minggu (12/6/2022).
Anthony pun belum bisa menaksir biaya investasi yang dibutuhkan untuk bus listrik. Menurutnya, selama ini belum ada harga dari penjual bus listrik.
"Mereka sepertinya hanya jual [bus listrik] ke pemerintah," ujar Anthony.
Saat ini, pemerintah dan beberapa perusahaan tengah gencar menyediakan bus listrik pada kawasan perkotaan. Hal tersebut juga sejalan dengan momentum Presidensi G20 oleh Indonesia.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan elektrifikasi pembangunan BRT di Bandung dan Surabaya dan beroperasi pada 2023. Sebanyak 30 bus listrik akan disiapkan setelah sebelumnya digunakan terlebih dahulu untuk keperluan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada akhir tahun ini.
"Untuk bus listriknya baru akan kita mulai akhir 2022, dan akan beroperasi penuh di 2023 dan ini baru di dua kota yaitu Bandung dan Surabaya," jelas Kasubdit Angkutan Orang AKAP Angkutan Dit Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Handa Lesmana pada Busworld Southeast Asia Webinar, Rabu (8/6/2022).
Di Jakarta, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) baru saja menggelar kembali uji coba bus listrik dari tiga merek terbaru, yaitu Zhongtong, Skywell, dan Golden Dragon. Ketiga bus tersebut diujicobakan di jalur NonBus Rapid Transit (BRT) pada rute Kampung Melayu - Tanah Abang (5F) melalui Tebet, yang belum pernah dilintasi bus listrik sebelumnya.