Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Daya Beli Masyarakat, Pemerintah Rancang Subsidi BBM dan LPG Tertutup

Pemerintah saat ini tetap mempertahankan subsidi BBM khususnya Pertalite dan LPG 3 kg untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global.
Warga mengantre untuk membeli gas elpiji tiga kilogram bersubsidi yang dijual pada gelaran pasar murah jelang lebaran di Halaman Korem 132 Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Mohamad Hamzah
Warga mengantre untuk membeli gas elpiji tiga kilogram bersubsidi yang dijual pada gelaran pasar murah jelang lebaran di Halaman Korem 132 Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Mohamad Hamzah

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah saat ini tengah berfokus untuk merancang skema subsidi tertutup bagi penyaluran LPG dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Adapun skema distribusi tertutup tersebut dilakukan agar lebih tepat sasaran.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan pemerintah berkomitmen untuk melindungi daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga-harga komoditas, imbas dari ketidakpastian global.

"Ini kan luar biasa ketidakpastiannya. Harga minyak sekarang US$120 per barel. Harga bahan makanan juga tinggi," kata Febrio  usai Rapat Kerja Komite IV DPD RI dengan Menteri Keuangan RI, Selasa (7/6/2022).

Sementara itu, ketika ditanya kapan kewajiban subsidi tersebut diimplementasikan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa hal tersebut akan diatur oleh Pertamina.

"Soal teknis ke Pertamina," katanya.

Berdasarkan data Kantor Staf Presiden (KSP), realisasi belanja negara untuk subsidi BBM dan LPG hingga April 2022 mencapai Rp34,6 triliun. Jumlah ini, lebih tinggi 50 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021, yaitu Rp23,3 triliun.

Pemerintah saat ini tetap mempertahankan subsidi BBM khususnya Pertalite dan LPG 3 kg untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global.

Mengutip Bisnis, Selasa (7/6/2022), Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan bahwa sebetulnya pemerintah bisa saja mencabut subsidi dan melepas BBM jenis Pertalite dan LPG 3 kg dengan harga keekonomian demi menjaga stabilitas APBN.

Kendati demikian, opsi tersebut tidak dipilih. Sebagai gantinya, pemerintah justru menambah anggaran belanja untuk subsidi energi.

"Sebenarnya disadari, bahwa subsidi energi, khususnya LPG, banyak yang kurang tepat sasaran, karena banyak dinikmati oleh kelas menengah-atas.  Untuk itu, pemerintah mempertimbangkan untuk melakukan transformasi skema subsidi, dari subsidi terhadap barang menjadi subsidi terhadap orang atau sistem tertutup," jelas Edy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper