Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno kembali menyinggung rencananya untuk memberikan visa bagi pekerja digital nomad yang menjadikan Indonesia sebagai lokasi bekerja secara jarak jauh.
Digital nomad merupakan pola kerja yang memungkinkan seseorang bekerja dimana saja dan kapan saja tanpa terikat waktu dan ruang asalkan tersedia koneksi internet yang stabil. Pola kerja ini sudah muncul jauh sebelum pandemi Covid-19.
Kemenparekraf telah mempertimbangkan pemberian visa khusus untuk pekerja jarak jauh (remote workers) dan pelancong bisnis sejak awal 2021. Rencana tersebut terpaksa tertunda akibat kehadiran Covid-19 yang menyebabkan berkurangnya jumlah penerbangan dan pembatasan mobilitas yang ketat di semua negara.
Visa bagi para digital nomad akan memungkinkan pemegangnya untuk tinggal selama lima tahun tanpa membayar pajak jika mereka tidak memperoleh penghasilan di Indonesia.
Memasuki pertengahan tahun, Indonesia sendiri tengah bertransisi menuju endemi Covid-19 dan telah berhasil menangani pandemi tersebut.
“Sekarang dengan penanganan pandemi dan semua kementerian terlibat dan bekerjasama dari sisi kesehatan ke kantor imigrasi, kami percaya bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk meluncurkan kembali ide ini,” kata Sandiaga dikutip dari Bloomberg, Senin (6/6/2022).
Pemrosesan visa yang disederhanakan dan penerbangan yang lebih sering akan membantu negara ini memikat karyawan perusahaan global. Sandi menyampaikan bahwa perusahaan Airbnb Inc. dan Twitter Inc. yang mengizinkan karyawan mereka bekerja dari mana saja menjadi target program pemberian visa tersebut.
Lebih lanjut, kata Sandi, sekitar 95 persen dari digital nomad yang disurvei mengatakan Indonesia, khususnya Bali, adalah tujuan pertama mereka untuk pekerjaan jarak jauh dan mereka siap untuk bepergian.
Sebelumnya, dalam rangka memulihkan pariwisata setelah pandemi Covid-19, pemerintah pun mengusung work from Bali (WFB). Pemerintah terus memutar otak dan terus menjalankan kegiatan parekraf untuk membangkitkan sektor tersebut dengan target kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini sebesar 1,8 hingga 3,6 juta kunjungan.