Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Tinggi, Kilang Minyak dari Asia Minta Tambahan Volume

Minyak mentah dari Saudi menjadi sangat laris di antara perusahaan penyuling di Asia seperti Jepang dan Korea Selatan.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah konsumen minyak Arab Saudi asal Asia menambah pembelian, meskipun harga sudah terkerek lebih dari antisipasi sebelumnya.

Dilansir Bloomberg pada Senin (6/6/2022), setidaknya terdapat dua kilang minyak yang telah berminat memesan volume lebih untuk pengisian pada Juli. Hal itu berdasarkan sumber dari pejabat perusahaan yang anonim.

Di seputar Asia, pelanggan jangka panjang Saudi diperkirakan akan memenuhi pasokan minyak mentah mereka karena keuntungan penyulingan telah melonjak. Adapun minyak dari wilayah lain seperti AS dan Afrika Barat juga lebih mahal, tambah mereka.

Saat ini, minyak mentah dari Saudi menjadi sangat laris di antara perusahaan penyuling di Asia seperti Jepang dan Korea Selatan yang telah menutup pintunya untuk impor dari Rusia terkait dengan invasi ke Ukraina.

India dan China masih bersedia membeli, bahkan beberapa perusahaan dari China mengonsumsi dari Iran dan Venezuela.

Permintaan minyak Asia diperkirakan akan menguat karena China dengan hati-hati melonggarkan pembatasan virus berkepanjangan yang sempat mengurangi konsumsinya.

Pembeli Eropa juga mencari ke Timur Tengah untuk pasokan tambahan karena mereka menghindari minyak mentah Rusia sehingga membuat persaingan semakin sengit. Sementara itu, minyak dari AS dan Laut Utara lebih mahal bagi konsumen Asia.

Penawaran pada West Texas Intermediate Midland untuk pengiriman September ke Asia naik hingga US$4 per barel dibandingkan dengan Murban dari Abu Dhabi.

Sementara itu, China juga mencari tambahan pasokan minyak dari Teluk Persia karena minyak dari Afrika Barat lebih mahal.

West Texas Intermediate diperdagangkan mendekati US$120 per barel setelah naik ke level tertinggi dalam hampir 3 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper