Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Peluang Ekspor Industri Makanan Olahan RI 2 Tahun Mendatang

Ekspor industri makanan olahan bakal digenjot untuk mengoptimalkan peluang ekonomi.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Industri makanan olahan Indonesia bakal mengandalkan pasar ekspor dalam kurun 2 tahun mendatang. Ekspor makanan olahan bakal digenjot demi mengoptimalkan peluang ekonomi komoditas paling potensial itu.

Mengutip Perpres 74/2022 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN), produk makanan olahan memiliki ukuran pasar yang besar di luar negeri seiring dengan peningkatan jumlah populasi penduduk dunia.

"Hal tersebut mengindikasikan terbukanya pasar ekspor," tulis beleid tersebut seperti dikutip pada Sabtu (28/5/2022).

Peluang komoditas makanan olahan RI di pasar dunia memang tidak kecil untuk dioptimalkan, sesuai dengan tahapan capaian pembangunan industri 2022-2024 dalam Perpres 74/2022.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), ekspor produk makanan olahan RI tercatat selalu mengalami pertumbuhan positif untuk nilai ekspor dalam kurun 5 tahun terakhir, atau lebih tepatnya sejak 2017.

Nilai ekspor produk makanan olahan dalam negeri tumbuh signifikan lebih dari 7,58 persen selama periode 2017 - 2021 dari US$6,27 miliar menjadi US$8,6 miliar.

Upaya tersebut juga didukung oleh sebagian industri pangan yang berhasil menjaga tingkat utilisasi tetap tinggi. Di antaranya industri pengolahan buah dan industri pengolahan kopi yang masih berada di atas 90 persen.

Industri lain seperti industri pengolahan susu, minyak nabati, dan teh memiliki tingkat utilisasi yang bertahan di level moderat pada rentang 60 persen - 80 persen.

Sementara industri pengolahan ikan, pengolahan rumput laut, serta pengolahan kakao tingkat utilisasinya berada pada kisaran 50 persen.

"Hal tersebut memberikan gambaran bahwa masih terdapat banyak ruang untuk melakukan perbaikan di masa depan," tulis beleid tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper