Bisnis.com, JAKARTA - Toyota Motor Corp. menangguhkan produksinya di Jepang pada Mei - Juni lantaran kehabisan komponen sebagai akibat lockdown di Shanghai.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (24/5/2022), penyetopan produsen mobil terbesar di dunia itu termasuk di lima pabrik pada awal bulan depan.
Toyota mengatakan kelangkaan semikonduktor, penyebaran Covid-19, dan faktor lainnya membuat pabrik sulit untuk melihat ke depan.
"Oleh karena kekurangan pasokan komponen akibat lockdown di Shanghai, kami memutuskan untuk menangguhkan operasi pada Mei dan Juni," seperti dikutip dari pernyataan.
Sebelumnya, Toyota telah menyusun rencana produksi global sebesar 850.000 kendaraan untuk Juni. Sebanyak 250.000 unit akan diproduksi di Jepang dan sisanya di luar negeri.
"Kami telah menyesuaikan rencana produksi kami dengan [memproduksi] puluhan ribu unit secara global dari jumlah yang diberikan kepada pemasok kami di awal tahun," ungkap perusahaan.
Baca Juga
Perusahaan telah menargetkan kapasitas produksi sebanyak 850.000 unit per bulan hingga Agustus dan mencapai 9,7 juta kendaraan pada tahun fiskal ini.
Pada awal Mei, Toyota memprediksi penurunan 20 persen pada laba operasional pada tahun fiskal 2023 akibat kenaikan tak terduga pada biaya logistik dan bahan baku.
"Kami akan terus melakukan seluruh upaya untuk mengirim sebanyak mungkin kendaraan kepada pelanggan kami secepat mungkin," katanya.
Sejak Maret, Shanghai telah menerapkan lockdown untuk menghambat penyebaran Covid-19 sehingga mengganggu aktivitas bisnis dan masyarakat tidak bisa keluar rumah.
Kendati lockdown mulai longgar, gangguan rantai pasok masih menghambat pergerakan barang.