Bisnis.com, JAKARTA - Digitalisasi dan industri logistik dalam negeri bagai langit dan bumi. Keduanya masih saling terpaut jauh meski diyakini mampu membawa efisiensi di lini bisnis tersebut.
Di Indonesia, situasi ini jamak ditemukan pada sektor logistik. Alhasil, mekanisme transaksi konvensional berdampak pada efektivitas pengiriman barang antara business-to-business (b2b) maupun business-to-consumer (b2c).
Selain membahas tentang digitalisasi di industri logistic, bisnisindonesia.id menghidangkan beragam berita ekonomi lainnya yang dikemas secara lebih mendalam.
Berikut Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Minggu 22 Mei 2022 untuk Anda, para pembaca yang budiman.
1. Memacu Digitalisasi Industri Logistik Tanah Air
Perusahaan penyedia jasa solusi logistik dan pergudangan terintegrasi, McEasy menilai permasalahan pada sektor logistik masih dialami bahkan pada akar rumput. Khususnya pada tatanan mikro.
Baca Juga
Dunia usaha termasuk logistik di dalamnya masih menjalankan usaha dengan cara lama. Banyak dari proses bisnis secara B2B masih belum mengadopsi teknologi digital.
Bahkan 90 persen dari dunia bisnis atau usaha masih mengadopsi cara konvensional. Penggunaan cara yang konvensional membuat pelaku industri tidak efektif dan efisien dalam menjalankan operasional bisnis sampai dengan mengawasi aset perusahaan yakni armada maupun driver.
2. Dari BSD City Ke IKN, Mobil Listrik Tanpa Awak Akan Mengaspal
Mimpi ada kendaraan tanpa awak di Indonesia kian mendekati kenyataan. Jumat (20/5/2022), Sinar Mas Land menggandeng Mitsubishi Corporation untuk melakukan uji coba penerapan kendaraan otonom listrik pertama di Indonesia meski baru di wilayah terbatas. Tidak menutup kemungkinan nantinya Bumi Serpong Damai (BSD) City akan menerapkan sistem ini di jalan umum.
Teknologi digital banyak diterapkan untuk mengakselerasi elemen kota pintar yang meliputi aspek keamanan, efisiensi waktu, kesehatan, kualitas lingkungan, hubungan sosial dan partisipasi masyarakat.
Penerapan teknologi digital ini diupayakan oleh berbagai pihak termasuk sektor swasta untuk meningkatkan kualitas hidup sehingga ke depannya dapat meningkatkan ekonomi dan sosial masyarakat, sejalan dengan visi dan misi G20 yang perhelatannya akan berlangsung akhir tahun ini di Indonesia.
Salah satu agenda negara-negara maju dalam mewujudkan kota pintar berenergi hijau adalah pengoperasian autonomous electric vehicles (AV) atau kendaraan listrik tanpa awak.
3. Mengukur Efektivitas Jurus Baru Tangani Minyak Goreng
Pemerintah melancarkan jurus baru setelah memutuskan membuka keran ekspor minyak mentah dan turunannya pada Senin (23/5/2022). Setelah sempat gagal total di awal tahun, eksekutif bersiap menggunakan lagi skema DMO dan DPO.
Aturan ini akan diatur kembali oleh Kementerian Perdagangan. Kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan bahan baku minyak goreng dalam negeri.
“Kebijakan tersebut akan diikuti dengan upaya tetap menjamin ketersediaan bahan baku minyak goreng dengan penerapan DMO oleh Kemendag dan DPO yang mengacu pada kajian BPKP, ini juga akan ditentukan oleh Kemendag,” katanya kemarin.
Dalam aturan terbaru ini, pemerintah akan menjaga jumlah DMO sebesar 10 juta ton minyak goreng dengan dua juta ton di antaranya dijadikan sebagai stok atau cadangan minyak goreng.
4. Masalah Pendanaan & Tenaga Kerja Melilit Otomatisasi Pergudangan
Maraknya belanja online mendorong operator pergudangan atau real estat logistik menuju tingkat otomatisasi yang lebih besar selama satu dekade terakhir.
Hal itu merupakan langkah yang bertujuan mengatasi meningkatnya kebutuhan akan kecepatan, di samping memang terjadi kondisi kekurangan tenaga kerja yang berlangsung secara terus-menerus di sejumlah negara.
Akan tetapi, kenyataannya sekitar 80% pergudangan belum mampu memenuhi kriteria otomatisasi. Jadi, apa sebenarnya batu sandungan dan siapa yang layak mendanai investasi signifikan yang dibutuhkan dalam robotika gudang transformatif?
Hal tersebut menjadi pertanyaan kunci pada saat ini, karena subsektor real estat logistik terlihat untuk terus berkembang dan mengikuti permintaan konsumen yang meningkat.
5. Bersiap Hadapi Tren Permintaan Pangan Halal
Tren permintaan terhadap produk halal dunia terutama pangan terus meningkat pesat sehingga menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perannya.
Berdasarkan hitungan Global Islamic Economy Report umat Islam di seluruh dunia menghabiskan sedikitnya US$2 triliun di sektor makanan, obat-obatan, busana, perjalanan, dan media/rekreasi.
Pengeluaran global terhadap produk halal terutama pangan tersebut diyakini akan terus meningkat hingga mencapai US$2,8 triliun dolar AS di seluruh dunia.
Global Islamic State Economic (GISE) Report 2021-2022 menunjukkan lima negara eksportir produk halal utama ke berbagai negara Islam masih dikuasai oleh China, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Rusia.
Ranking Indonesia dalam GISE pada indikator ekonomi Islam global, termasuk produk halal, masih berada di urutan ke empat di bawah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.