Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Garuda Indonesia (GIAA) Sebut Industri Penerbangan Bisa Pulih, Asal ...

Bos Garuda Indonesia menjelaskan industri penerbangan bisa pulih optimal asalkan memenuhi sejumlah syarat.
Garuda Indonesia/istimewa
Garuda Indonesia/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menilai upaya pemulihan industri penerbangan dapat lebih optimal dengan syarat kesehatan masyarakat dapat terjaga dengan baik dari gelombang Covid-19.

Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengharapkan momentum pemulihan industri aviasi selama periode lebaran dapat berlanjut hingga beberapa tahun mendatang.

"Tapi yg penting asalah memastikan bahwa kesehatan masyarakat terjaga, sehingga upaya recovery dapat dimaksimalkan," ujarnya, Selasa (17/5/2022).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan industri penerbangan baik nasional maupun global akan segera bangkit.

Menhub menjelaskan pemulihan industri penerbangan di sejumlah negara akan terjadi. Namun, waktu dan kecepatan pemulihannya akan berbeda-beda tergantung dari karakteristik wilayah geografis dan juga kebijakan masing-masing negara.

“Saya optimis industri penerbangan di Indonesia akan kembali bangkit dalam waktu dekat. Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat membutuhkan konektivitas melalui angkutan udara,” ujarnya.

Sejumlah indikator yang membuat Menhub optimis industri penerbangan nasional akan segera bangkit diantaranya adalah sebanyak 70 persen penumpang angkutan udara adalah penumpang domestik, tingkat vaksinasi yang tinggi, penurunan kasus Covid-19, pelonggaran pembatasan perjalanan, dan permintaan masyarakat yang mulai meningkat terhadap angkutan udara.

Menurut Budi, masa mudik tahun ini, menjadi momentum kebangkitan dari industri penerbangan nasional setelah sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Pada tahun ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk membolehkan kembali kegiatan mudik.

Dia menjelaskan, mudik tahun ini menjadi sebuah tantangan, yaitu bagaimana melayani tingginya permintaan masyarakat untuk melakukan perjalanan, di tengah menurunnya jumlah armada pesawat yang beroperasi dari sebelumnya 550 pesawat,kini hanya sekitar 350 pesawat.

“Kami perlu berpikir out of the box untuk menghasilkan skenario terbaik mudik yaitu perjalanan yang selamat, dan meminimalkan ketidaknyamanan yang terjadi,” tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper