Bisnis.com, JAKARTA — Capaian surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 senilai US$7,56 miliar jauh melampaui konsesus para ekonom, dengan proyeksi rata-rata US$3,9 miliar.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga Selasa (17/5/2022) terdapat 18 lembaga yang sudah merilis proyeksi neraca perdagangan April 2022. Rata-rata proyeksi seluruh lembaga itu adalah US$3,9 miliar, turun dari realisasi surplus Maret 2022 senilai US$5,43 miliar.
Proyeksi surplus neraca dagang April 2022 terendah adalah US$1,67 miliar dan tertinggi berada di angka US$5,24 milar. Dari keseluruhan proyeksi, median atau nilai tengahnya berada di angka US$4 miliar.
Tak disangka, realisasi neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 jauh berada di atas konsensus proyeksi itu, yakni mencapai US$7,56 miliar. Terjadi kenaikan surplus hingga US$2,13 miliar dari posisi Maret 2022.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebut bahwa capaian surplus April 2022 merupakan rekor terbaru dan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Berdasarkan catatan BPS, rekor tertinggi sebelumnya terjadi pada Oktober 2021 dengan surplus US$5,74 miliar.
“Ini adalah rekor baru dan ini tertinggi, sebelumnya Oktober 2021 sebesar US$5,74 miliar. Jadi surplusnya [pada April tertinggi] sepanjang sejarah,” ujar Margo dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).
Dia juga menyampaikan bahwa capaian April 2022 membuat Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan 24 kali berturut-turut.
Total nilai ekspor pada April 2022 mencapai US$27,32 miliar, naik 3,11 persen (month-to-month/MtM). Ekspor migas tercatat tumbuh 3,17 persen (MtM) dan ekspor nonmigas naik 2,01 persen (MtM).
“Komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar [pada April 2022] berasal dari lemak/minyak hewan nabati, diikuti bahan bakar mineral,” ujar Margo.
Sementara itu, nilai impor tercatat lebih rendah yakni US$19,76 miliar, terkontraksi hingga 10,01 persen (MtM).