Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan oleh setiap negara dalam menyusun kebijakan, terutama dalam menghadapi situasi ekonomi saat ini.
Tiga hal yang dimaksud bendahara negara tersebut yakni kebijakan untuk melindungi kelompok vulnerable, melindungi dan menjaga momentum ekonomi, dan mengembalikan kekuatan instrumen fiskal.
Sementara itu, guna memperkuat kerjasama keuangan regional, Sri Mulyani mendorong penguatan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) sebagai lembaga yang berperan dalam memantau dan mengevaluasi stabilitas ekonomi makro di kawasan.
Sri Mulyani menambahkan, AMRO berperan penting dalam memberikan rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan terkait Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), yang merupakan fasilitas jaring pengaman stabilitas keuangan di kawasan.
Untuk itu, peningkatan dari sisi sumber daya manusia yang inklusif dengan dukungan dari seluruh negara anggota menjadi sangat penting untuk dilakukan.
"Harapannya, AMRO dapat memberikan masukan dan rekomendasi kebijakan yang lebih kredibel kepada negara di kawasan," kata Sri Mulyani melalui siaran pers, dikutip Jumat (13/5/2022).
Baca Juga
Dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 (ASEAN+3 Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting/AFMGM+3) ke-25 itu, Sri Mulyani turut mengapresiasi upaya ASEAN+3 dalam mengembangkan Future Initiatives untuk menangani isu terkait pembiayaan infrastruktur, instrumen makro, asuransi bencana, fintech, keuangan digital dan perubahan iklim.
Terkait isu iklim, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut juga menyambut baik inisiatif keuangan transisi.
Dia menyadari upaya tersebut tidaklah mudah dan murah. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dalam mendesain mekanisme yang efektif dan kredibel.
"Terutama untuk keuangan transisi, menjadi kritikal. kami menyambut baik inisiatif dari ASEAN+3 ini, dan kami juga akan berpartisipasi bersama organisasi lainnya seperti ADB, dan melalui kerjasama bilateral," jelas Sri Mulyani.