Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan atau HBA pada Mei 2022 di angka US$275,64 per ton atau turun 4,42 persen dari acuan April 2022 sebesar US$288,4 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan penurunan HBA Mei 2022 itu disebabkan karena meningkatnya jumlah pasokan batu bara dunia yang dipengaruhi oleh peningkatan produksi dari China dan India. Adapun kedua negara itu tengah berupaya mengurangi impor komoditas emas hitam tersebut.
"Selain faktor meningkatnya pasokan, keputusan China untuk mengurangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan mengembangkan energi hijau juga turut mendorong menurunnya harga batu bara dunia," kata Agung melalui siaran pers, Sabtu (14/5/2022).
Padahal, manuver Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) untuk melakukan embargo terhadap pasokan energi dari Rusia sempat mengerek naik HBA April 2022 di angka US$288,4 per ton.
Adapun selama empat bulan terakhir grafik HBA terlihat konsisten mengalami kenaikan. Kementerian ESDM mencatat HBA Januari 2022 sebesar US$158,5 per ton lalu naik ke angka US$188,38 per ton pada Februari 2022. Selanjutnya Maret 2022 menyentuh angka US$203,69 per ton, dan terakhir di April berada di level US$288,40 per ton.
"Baru pada bulan ini grafiknya sedikit turun," katanya.
HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kilogram GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.
HBA Mei akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).
Di sisi lain, perusahaan tambang besar berbondong-bondong memperlebar portofolio bisnis pada industri nikel dalam negeri. Peralihan konsentrasi investasi itu dipicu oleh prospek industri hilir nikel nasional yang dianggap bergerak positif seiring dengan komitmen pemerintah untuk ikut bergabung di dalam rantai pasok global komponen dan baterai kendaraan listrik global.
Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan manuver itu turut dibentuk dari keyakinan ihwal pasar produk hilir nikel dalam negeri yang sudah mulai terbentuk lewat investasi yang cukup besar dari pemodal asing di dalam negeri.
“Pasarnya sudah terbuka, baterai kendaraan listrik sudah ada, Hyundai sudah buat pabrik kendaraan listrik di Bekasi cuma belum resmi diumumkan karena mobilnya pasar ekspor bukan dalam negeri,” kata Djoko melalui sambungan telepon, Rabu (11/5/2022).