Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDEF: Penyesuaian Tarif Dasar Listrik Berpotensi Ganggu Pemulihan dan Pertumbuhan Ekonomi

Apabila penerapan tarif adjustment (TA) pelanggan non-subsidi kembali diberlakukan, diperkirakan dapat memberikan dampak terhadap konsumsi rumah tangga sebesar -0,201 persen dan terhadap PDB sebesar -0,114 persen.
Warga melakukan pengisian listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga melakukan pengisian listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah yang akan melakukan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) dinilai dapat mengganggu proses pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.

Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman mengatakan, apabila penerapan tarif adjustment (TA) pelanggan non-subsidi kembali diberlakukan, diperkirakan dapat memberikan dampak terhadap konsumsi rumah tangga sebesar -0,201 persen dan terhadap PDB sebesar -0,114 persen.

"Bagaimana kondisi ini akan berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga? Tentu akan menekan pertumbuhan ekonomi. Padahal pertumbuhan ekonomi kita sangat signifikan dari konsumsi rumah tangga, diatas 60 persen kontribusinya," ungkap Rizal dalam konferensi pers, Rabu (11/5/2022).

Lebih lanjut dia menjelaskan, capaian konsumsi di kuartal I/2022 belum mencapai level 5 persen. Padahal, jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi di 5,2 persen, maka konsumsi rumah tangga harus diatas 5 persen.

"Kebijakan penyesuaian tarif dasar listrik mesti dipikir ulang, dihitung ulang, memilih dan memilah kebijakan, apakah dari pengurangan subsidi yang dicatat di APBN sudah tepat," jelasnya, menambahkan bahwa pemerintah telah mengurangi subsidi listrik dari Rp61,5 triliun berdasarkan Outlook 2021 menjadi Rp56,5 triliun di RAPBN 2022.

Selain itu, kata dia, berkaca dari perubahan tarif dasar listrik di 2013 konsumsi rumah tangga menurun dan terjadi adjustment pembekuan tarif melalui pemberian berbagai kompensasi terhadap tarif yang dikenakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper