Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Picu Inflasi, Modal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2022

Daya beli masyarakat yang memicu inflasi dinilai bisa menjadi modal pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat pembukaan pembukaan perdagangan Bursa di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat pembukaan pembukaan perdagangan Bursa di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa terus meningkatnya daya beli masyarakat mendorong kenaikan inflasi periode April 2022. Hal tersebut dapat menjadi modal untuk mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi periode April 2022 tercatat sebesar 0,95 persen (month-to-month/MtM) atau 3,47 persen (year-on-year/YoY). Inflasi secara bulanan mencatatkan nilai tertinggi sejak Januari 2017 sedangkan secara tahunan menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2017.

Airlangga menyebut bahwa penguatan daya beli masyarakat menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan inflasi tersebut. Namun, kenaikan itu menurutnya masih terjaga dalam kisaran target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 yakni 3±1 persen (YoY), sehingga masih aman.

"Menguatnya daya beli masyarakat turut mendorong peningkatan inflasi April yang bertepatan dengan momen HBKN Ramadan dan Idulfitri 2022. Kondisi ini menjadi penanda bahwa daya beli masyarakat di masa Ramadan dan lebaran telah kembali ke level pra-pandemi," ujar Airlangga pada Senin (9/5/2022).

Komponen harga bergejolak (volatile food) pada April 2022 mengalami inflasi senilai 2,30 persen (MtM) dan menjadi penyumbang utama inflasi dengan andil 0,39 persen. Hal tersebut didorong oleh peningkatan harga sejumlah barang, antara lain minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

Komponen inflasi harga diatur pemerintah (administered prices) mengalami inflasi senilai 1,83 persen (MtM) atau 4,83 persen (YoY), terjadi karena adanya kenaikan harga pertamax dan tarif angkutan udara. Sementara itu, inflasi inti tercatat senilai 0,36 persen (MtM) atau 2,60 persen (YoY).

Airlangga menyatakan bahwa capaian inflasi itu membuat prospek ekonomi kuartal II/2022 menjadi lebih solid. Momentum mudik lebaran membuat konsumsi masyarakat meningkat dan belanja terjadi di banyak wilayah, terutama daerah-daerah tujuan mudik.

Menurutnya, sejumlah infikator utama seperti indeks penjualan riil dan purchasing managements index (PMI) manufaktur menunjukkan kenaikan angka. Kondisi itu perlu dijaga agar kinerja perekonomian kuartal II/2022 dapat tumbuh optimal.

“Momentum pemulihan ekonomi ini perlu kita jaga dan tingkatkan bersama sehingga pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 tetap dapat tumbuh tinggi,” ujar Airlangga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper