Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerome Powell Buka Suara Soal Proyeksi Kenaikan Suku Bunga The Fed hingga 50 BPS

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell akhirnya buka suara soal kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga hingga 50 basis poin bulan depan.
Chairman Federal Reserve AS Jerome Powell dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021)/ Bloomberg -  Samuel Corum
Chairman Federal Reserve AS Jerome Powell dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021)/ Bloomberg - Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Federal Reserve Jerome Powell memperkuat sinyal kenaikan suku bunga acuan hingga 50 basis poin untuk menekan inflasi yang jauh lebih tinggi selama empat dekade terakhir.

Dalam rembuk International Monetary Fund (IMF) yang dipimpin oleh Sara Eisen dari CNBC, kendati tidak mau mengungkap angka spesifik, Powell tidak menampik bahwa kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga 50 basis poin menjadi pertimbangan para anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Saya rasa tepat dalam pandangan saya jika kita bergerak lebih cepat... [kenaikan] 50 basis poin sedang didiskusikan untuk pertemuan Mei," ungkapnya pada Jumat (22/4/2022) waktu Washington.

Dalam debat ini, Powell duduk bersama Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, dan Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde.

Powell menekankan pentingnya menyelamatkan perekonomian yang tidak akan berjalan tanpa stabilitas harga. "Kami membutuhkan itu agar bisa memiliki pasar tenaga kerja yang kuat untuk jangka waktu panjang," terang Powell.

The Fed akan memastikan bahwa bank sentral menggunakan alatnya agar stabilitas harga dicapai dengan target inflasi 2 persen tanpa membuat ekonomi melambat.

Powell juga sempat mengungkapkan perbandingan dengan kondisi pada 2004 - 2006 di mana bank sentral menaikkan suku bunga hingga 25 basis poin untuk menghadapi inflasi yang sedikit di atas 3 persen.

"Inflasi jauh lebih tinggi pada saat ini dan kebijakan suku bunga kami masih lebih akomodatif daripada saat itu," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper