Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Federal Reserve Jerome Powell memperkuat sinyal kenaikan suku bunga acuan hingga 50 basis poin untuk menekan inflasi yang jauh lebih tinggi selama empat dekade terakhir.
Dalam rembuk International Monetary Fund (IMF) yang dipimpin oleh Sara Eisen dari CNBC, kendati tidak mau mengungkap angka spesifik, Powell tidak menampik bahwa kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga 50 basis poin menjadi pertimbangan para anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
"Saya rasa tepat dalam pandangan saya jika kita bergerak lebih cepat... [kenaikan] 50 basis poin sedang didiskusikan untuk pertemuan Mei," ungkapnya pada Jumat (22/4/2022) waktu Washington.
Dalam debat ini, Powell duduk bersama Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, dan Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde.
Powell menekankan pentingnya menyelamatkan perekonomian yang tidak akan berjalan tanpa stabilitas harga. "Kami membutuhkan itu agar bisa memiliki pasar tenaga kerja yang kuat untuk jangka waktu panjang," terang Powell.
The Fed akan memastikan bahwa bank sentral menggunakan alatnya agar stabilitas harga dicapai dengan target inflasi 2 persen tanpa membuat ekonomi melambat.
Baca Juga
Powell juga sempat mengungkapkan perbandingan dengan kondisi pada 2004 - 2006 di mana bank sentral menaikkan suku bunga hingga 25 basis poin untuk menghadapi inflasi yang sedikit di atas 3 persen.
"Inflasi jauh lebih tinggi pada saat ini dan kebijakan suku bunga kami masih lebih akomodatif daripada saat itu," terangnya.