Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susul Bank Dunia, IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022 Jadi 3,6 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,6 persen dari proyeksi sebelumnya, 4,4 persen di awal 2022, menyusul masifnya dampak perang Ukraina dan Rusia.
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional atau IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,6 persen dari proyeksi sebelumnya, 4,4 persen di awal 2022. Keputusan ini sejalan dengan kondisi perang di Ukraina yang memukul mundur progres pemulihan global dari pandemi.

Adapun, ini adalah kali kedua IMF merevisi ke bawah proyeksinya. Januari lalu, lembaga keuangan internasional ini juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,9 persen.

Tidak hanya IMF, Bank Dunia (World Bank) juga memangkas prospek pertumbuhan ekonomi dunia dari 4,1 persen menjadi 3,2 persen dan mengutip perang, serta inflasi sebagai pemicunya.

"Perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan sanksi di Rusia diperkirakan akan mengurangi pertumbuhan global pada tahun 2022 melalui dampak langsung pada kedua negara dan limpahan global. Kejutan ini datang tepat ketika ancaman varian Omicron yang mulai memudar, dengan banyak bagian dunia bergerak melewati fase akut pandemi," ungkap IMF dalam rilis World Economic Outlook.

Menurut IMF, penurunan double-digit pada PDB Ukraina dan kontraksi pada ekonomi Rusia akan menciptakan efek rambatan terhadap seluruh negara di dunia.

"Bahkan ketika perang memangkas pertumbuhan, ini juga akan memicu inflasi," tulis IMF.

Bahan bakar dan harga pangan akan naik dengan cepat. Ini akan berdampak pada masyarakat kurang mampu di negara-negara dengan pendapatan rendah.

Kenaikan laju inflasi akan memperumit tujuan bank sentral antara menahan tekanan harga dan melindungi pertumbuhan.

Ketika negara maju mengerek tingkat suku bunganya, IMF mengingatkan bahwa negara berkembang dan emerging market akan terbebani.

"Terlebih lagi banyak negara memiliki ruang fiskal terbatas untuk meredam dampak perang terhadap ekonominya."

Lebih lanjut, IMF mencatat pertumbuhan Asean 5 tetap tinggi, sebesar 5,3 persen pada 2022 dan 5,9 persen pada 2023.

Adapun, AS diperkirakan tumbuh 3,7 persen pada tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya 4 persen. Ekonomi AS diperkirakan akan melambat pada 2023. IMF memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam akan tumbuh 2,3 persen, lebih rendah dari proyeksi awal tahun sebesar 2,6 persen.

Pada 2022, China juga akan mengalami perlambatan. Negeri Tirai Bambu ini diperkirakan akan menikmati pertumbuhan 4,4 persen pada tahun ini, sebelum akhirnya rebound ke kisaran 5,1 persen pada 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper