Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan publik Jerome Powell dapat memperkuat taruhan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga setengah poin bulan depan.
Ketua the Fed akan berbicara di sebuah acara pada hari Kamis (21/4/2022) dan di hari yang sama, dia akan mengambil bagian dalam panel yang diselenggarakan oleh Dana Moneter Internasional, bersama dengan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dan pembuat kebijakan lainnya.
Setelah itu, the Fed akan mulai periode tenang jelang keputusan rapat kebijakannya pada Mei mendatang.
Powell telah mengatakan bahwa kenaikan 50 basis poin mungkin diputuskan dalam pertemuan Fed pada 3-4 Mei 2022. Komentarnya sejak saat itu telah mengeraskan ekspektasi bahwa the Fed akan membuat langkah itu, karena para pejabat memperluas poros hawkish untuk mengekang inflasi terpanas sejak 1981.
Risalah pertemuan Maret mereka menunjukkan banyak yang poin yang mengharuskan the Fed menaikkan suku setengah poin dan bank sentral memilih langkah 25 basis poin yang lebih hati-hati karena ketidakpastian seputar invasi Rusia ke Ukraina.
The Fed diperkirakan akan memangkas neraca mereka sebesar US$95 miliar per bulan, atau lebih dari US$1 triliun per tahun, dan dapat mengumumkan keputusan pada bulan Mei. Pejabat the Fed Lael Brainard mengatakan bahwa bank sentral dapat memulainya lebih cepat, sebelum bulan Juni.
Baca Juga
Brainard juga mengatakan bahwa penetapan harga di pasar keuangan menunjukkan investor mendapat pesan bahwa pejabat akan bergerak secepatnya untuk menaikkan suku bunga hingga ke level netral, atau tingkat yang tidak mempercepat atau memperlambat ekonomi.
Suku bunga berjangka menyiratkan setidaknya 200 basis poin lagi dalam pengetatan suku bunga kebijakan utama Fed dari kisaran target 0,25% saat ini menjadi 0,5%.
“Kami memperkirakan The Fed akan menaikkan pada setiap pertemuan untuk sisa tahun 2022, tetapi hanya dengan satu langkah 50-bps – kemungkinan pada bulan Mei," kata tim ekonom Bloomberg yang terdiri dari Anna Wong, Yelena Shulyatyeva, Andrew Husby dan Eliza Winger.
Kalender data ekonomi AS relatif ringan di minggu ini, dengan laporan tentang perumahan untuk bulan Maret dan laporan hasil survei tentang manufaktur dan jasa. Sementara itu, IMF akan merilis prospek ekonomi terbarunya pada hari Selasa (19/4/2022). Lockdown di China dan invasi Rusia di Ukraina akan berperan dalam rilis tersebut.