Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa tantangan geopolitik berisiko bagi pemulihan ekonomi Asean ke depan.
Hal ini diungkapkannya dalam pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Asean pada 7-8 April 2022 yang pada tahun ini berada pada keketuaan Kamboja.
“Hal ini merupakan tantangan yang berat bagi para pembuat kebijakan di seluruh dunia termasuk kawasan Asean,” katanya dalam siaran pers yang dikutip Bisnis, Minggu (10/4/2022).
Sri Mulyani mengatakan, meski terdapat sinyal pemulihan ekonomi di Asean pada awal 2022, prospek ekonomi global masih diliputi ketidakpastian yang tinggi.
Oleh karena itu, tantangan pembangunan saat ini menurutnya tidak dapat ditangani negara secara individu.
“Kolaborasi di tingkat global seperti pada forum G20 maupun pada kerja sama regional di Asean perlu terus diperkuat dan konsisten dilanjutkan,” katanya.
Baca Juga
Namun demikian, dia mengatakan, Asean dan Indonesia pada khususnya masih memiliki ketahanan yang baik. Untuk menjaga kinerja ini,kebijakan fiskal harus tetap diarahkan untuk melindungi masyarakat yang masih terdampak pandemi dan membantu ekonomi untuk pulih.
Di samping itu, Sri Mulyani mengatakan menjaga kesehatan APBN agar tetap berkesinambungan dan terus menciptakan stabilitas juga perlu dilakukan.
“Dalam hal ini, sebagai negara yang masih mengekspor komoditas,kenaikan harga komoditas telah memberikan keuntungan bagi penerimaan perpajakan Indonesia. Hal ini diharapkan dapat membantu mempercepat konsolidasi fiskal”, tutur Sri Mulyani.