Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan minyak goreng curah subsidi yang telah disalurkan ke masyarakat mencapai 63.916 ton selama 14 hari, atau rata-rata distribusi mencapai 4.640 ton per hari.
Angka tersebut diperoleh dari data rekapitulasi Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) per 7 April 2022 pukul 17.00. Dengan total kebutuhan nasional mencapai 78.294 ton per 14 hari, maka realisasi distribusi secara nasional telah menyentuh angka 81,6 persen.
Data juga menunjukkan kinerja distribusi naik pada April menjadi 5.424 ton per hari. Ini artinya telah terjadi kenaikan penyaluran MGC sebesar rata-rata 800 ton per hari, atau naik 16 persen dibandingkan penyaluran Maret.
Kemenperin menambahkan 75 perusahaan minyak goreng sawit terlibat dalam program pemerintah untuk menyediakan minyak goreng subsidi bagi masyarakat.
Industri minyak goreng sawit (MGS) yang berjumlah 75 perusahaan itu telah mendapat nomor registrasi dan berkontrak dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Mereka wajib memproduksi dan mendistribusikan MGC kepada masyarakat, termasuk usaha mikro dan kecil. Hal ini sesuai amanat Peraturan Menteri Perindustrian [Permenperin] Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penyediaan Minyak Goreng Curah untuk Kebutuhan Masyarakat, Usaha Mikro, dan Usaha Kecil dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari keterangan resminya, Jumat (8/4/2022).
Baca Juga
Saat ini, 55 dari 75 perusahaan industri peserta program telah mulai memproduksi minyak goreng sawit curah bersubsidi. Sementara 20 perusahaan lain belum memulai produksi dalam program ini. Di antara 55 perusahaan yang telah mulai berproduksi, realisasi jumlah produksinya bervariasi.
Sebagian perusahaan mampu memenuhi jumlah yang ditargetkan, meski sebagian lain masih jauh dari harapan. Karena itu, berbagai upaya pembinaan dan pengawasan dilakukan agar perusahaan industri memenuhi komitmen mereka untuk menyalurkan minyak goreng sawit curah dalam jumlah yang ditargetkan.
Agus menjelaskan dalam upaya pengelolaan dan pengawasan produksi serta distribusi minyak goreng curah, Kemenperin juga menginisiasi penggunaan teknologi informasi yang dinamakan SIMIRAH.
“Tujuannya agar mempermudah pelaku industri sekaligus untuk menjaga transparansi dan akutabilitas kepada masyarakat sehingga tercipta good governance,” ujarnya.
Dalam SIMIRAH, terdapat beberapa tampilan fitur, diantaranya berupa produksi, pelacakan distribusi MGC, sebaran pendistribusian (lokasi produsen dan distributor), dan real-time distribusi (nasional dan wilayah).
“Kemenperin akan melaporkan secara berkala ke publik tentang rating penyaluran minyak goreng curah bersubsidi untuk seluruh produsen peserta program. Nantinya kami akan mengumumkan pelaku usaha yang tidak patuh serta belum mendukung program,” imbuhnya.