Bisnis.com, JAKARTA - Perjalanan mudik Lebaran dengan menggunakan bus diharapkan bisa dioptimalkan dengan keberangkatan melalui terminal. Hal tersebut guna memudahkaan pengawasan dan pengaturan persyaratan perjalanan, di antaranya syarat vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong agar keberangkatan bus untuk mudik bisa mulai dari terminal. Apalagi, sebanyak 12,9 juta orang diprediksi akan menggunakan bus untuk mudik tahun ini. Jumlah tersebut yakni 16,3 persen dari total pergerakan yang diprediksi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yakni 79,4 juta orang.
"Pengawasan akan lebih mudah dilakukan di ruang tertutup seperti terminal ketimbang di ruang terbuka. Penyelenggara tidak perlu menyediakan sejumlah toilet portable, tenda bagi pemudik yang menunggu sebelum diberangkatkan, tidak perlu mendatangkan petugas untuk melakukan ramp check bus," kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno, Kamis (7/4/2022).
Seperti diketahui, terdapat syarat yang harus dipenuhi pemudik tahun ini yakni sudah divaksin booster atau menyertakan hasil tes Covid-19 bagi yang belum divaksin booster. Tentunya, hal tersebut memerlukan pengawasan yang ketat untuk memastikan kesehatan penumpang.
Selain penumpang, Djoko menyebut semua pengemudi bus AKAP/AKDP perlu diwajibkan mengikuti tes kesehatan dan diberikan tambahan vitamin. Dia menilai hanya pengemudi yang lolos tes kesehatan yang dapat diijinkan mengemudikan bus angkutan mudik.
Di samping itu, Djoko juga menekankan soal keamanan perjalanan. Dia menyarankan agar operator bus menyiapkan dua orang pengemudi untuk perjalanan di atas delapan jam.
Baca Juga
"Lama perjalanan yang sekiranya di atas 8 jam, operator bus diharuskan menyediakan dua orang pengemudi. Semua armada bus yang mengangkut pemudik dipastikan sudah lolos uji berkala," terangnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa sebanyak 79,4 juta orang berencana untuk melakukan mudik tahun ini. Dia memprediksi akan terjadi lonjakan mobilitas saat arus mudik, terlebih setelah tradisi tahunan tersebut dilarang selama dua tahun belakangan karena alasan pandemi.
"Ini harus dicermati dengan baik, kami sudah berkoordinasi dengan stakeholder khususnya dengan Polri untuk melakukan upaya-upaya yang baik," ujar Budi pada rapat kerja dan dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Budi memprediksi bahwa puncak arus mudik akan jatuh pada 29-30 April 2022. Sementara itu, puncak arus balik diprediksi pada 8 Mei 2022.
Lalu, dari 79,4 juta orang yang diprediksi akan mudik, sebagian besar berasal dari Jawa Timur (13,6 juta); Jabodetabek (13 juta); dan Jawa Tengah (11, 2 juta).
"Asal perjalanan paling banyak dari Jawa Timur dan Jabodetabek, lalu tujuan paling banyak menuju Jawa Tengah," lanjut Budi.