Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Mandiri Perkirakan Cadangan Devisa dapat Mencapai US$150 Miliar di Akhir Tahun

Bank Mandiri memperkirakan cadangan devisa dapat mencapai US$147-150 miliar pada akhir tahun 2022.
Petugas memindahkan uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Petugas memindahkan uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Mandiri memperkirakan cadangan devisa dapat mencapai US$147 miliar-US$150 miliar pada akhir tahun 2022.

Bank Indonesia (BI) sebelumnya melaporkan cadangan devisa Indonesia turun dari US$141,4 miliar pada Februari 2022 menjadi US$139,1 miliar pada Maret 2022.  

Penurunan tersebut, menurut Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman disebabkan oleh ketidakpastian di sektor eksternal Indonesia.

Seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik, dia memperkirakan surplus neraca barang pada neraca transaksi berjalan tahun ini cenderung menyusut karena impor akan mengejar ekspor.

Kendati demikian, adanya perang antara Rusia dan Ukraina telah memperpanjang tren kenaikan harga komoditas, yang mana akan mendukung ekspor dan mempertahankan surplus  untuk waktu yang cukup lama.

"Kami memperkirakan neraca transaksi berjalan pada tahun 2022 mencatat defisit yang lebih kecil dari perkiraan kami sebesar -2,15 persen dari PDB jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  Estimasi terbaru kami menunjukkan bahwa defisit transaksi berjalan bisa mendekati -1 persen  dari PDB," kata Faisal dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/4/2022).

Di lain sisi, neraca keuangan pada 2022 akan menghadapi beberapa risiko penurunan yang dapat menutupi potensi aliran masuknya.

Adapun risikonya termasuk gangguan rantai pasokan yang tengah berlangsung dan meningkatnya tekanan inflasi di tengah perang Rusia-Ukraina, yang berpotensi menghasilkan normalisasi moneter global yang lebih cepat dan lebih hawkish daripada yang diantisipasi.

"Hal ini dapat memicu sentimen flight to quality atau risk-off di pasar portofolio Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, ada kabar baik dari investasi langsung yang berpotensi tetap mencatat surplus lantaran investasi  di sektor pertambangan dan perkebunan saat ini menguntungkan.

Oleh karena itu, secara keseluruhan Faisal melihat Neraca Pembayaran Indonesia  (NPI) pada  2022 masih memiliki prospek untuk mencatat surplus, namun mungkin tidak setinggi di 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper