Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suplai Bahan Baku Susu Domestik Ditarget Jadi 40 Persen

Kementerian Perindustrian menargetkan suplai bahan baku susu lokal ditargetkan naik hingga 40 persen dalam empat tahun mendatang.
Pengembangan industri pengolahan susu oleh PT Frisian Flag Indonesia./dok. Frisian Flag
Pengembangan industri pengolahan susu oleh PT Frisian Flag Indonesia./dok. Frisian Flag

Bisnis.com, JAKARTA – Suplai bahan baku susu dari dalam negeri yang saat ini hanya mencapai 21 persen ditargetkan meningkat hingga 40 persen dalam empat tahun mendatang.

Kementerian Perindustrian mencatat kebutuhan bahan baku susu sepanjang tahun lalu mencapai 4,1 juta ton setara susu segar.

Dari jumlah tersebut, hanya 0,86 juta ton yang bisa dipasok dari dalam negeri. Adapun sisanya sebesar 3,3 ton masih harus didatangkan melalui impor.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan masih terbuka lebar peluang pengembangan bahan baku susu. Tetapi, tantangan produktivitas peternak dan kemitraan dengan korporasi juga menanti.

Setiap tahunnya, industri pengolahan susu melakukan pembelian dari peternak sapi perah rakyat senilai lebih dari Rp5,1 triliun. Nilai tersebut bakal meningkat dua kali lipat jika pasokan domestik dapat dikerek hingga 40 persen.

"Kalau itu bisa ditingkatkan menjadi 40 persen, itu berarti kita akan memberikan pekerjaan kepada masyarakat senilai Rp10,2 triliun. Kalau ini bisa diterapkan dalam tiga sampai empat tahun ke depan, akan sangat baik," kata Putu di Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Putu mengakui tantangan yang paling utama untuk meningkatkan produktivitas peternak sapi perah adalah pakan yang kurang memadai. Diperlukan sinergi dengan pengusaha pakan dan akademisi untuk membentuk kemitraan strategis.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan pasokan susu segar dalam negeri dalam lima tahun terakhir hanya tumbuh 0,9 persen. Sebaliknya, kebutuhan industri tumbuh rata-rata 6 persen per tahun.

Adapun, sebagian besar produksi susu segar terpusat di Pulau Jawa, terutama Jawa Timur sebesar 534.151,5 ton atau 56 persen dari total produksi. Adapun di Jawa Barat, volume produksinya sebesar 293.490,3 ton atau 31 persen, dan Jawa Tengah sebesar 99.924,7 ton atau 11 persen.

"Ketiga provinsi tersebut menyumbang produksi susu segar sekitar 98 persen dari produksi susu segar nasional," kata Agus.

Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku susu, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki alur alir rantai suplai bahan baku susu.

Agus mengatakan saat ini transaksi yang terjadi antara para peternak dengan Industri Pengolahan Susu (IPS) di tempat-tempat penerimaan susu (TPS) dan/atau koperasi pada umumnya dilakukan secara manual sehingga banyak memakan waktu dan perlu antrian panjang yang dapat berdampak terhadap kualitas susu yang disetor oleh para peternak. Terlebih lagi untuk TPS-TPS yang belum dilengkapi dengan Cooling Unit yang memadai.

"Hal ini dapat menyebabkan harga pembelian susu menjadi tidak maksimal atau bahkan kualitas susu yang disetor tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh industri pengolahan susu," katanya.

Saat ini dari jumlah TPS sebanyak 949 unit, baru sekitar 338 unit atau 35,6 persen diantaranya yang sudah memiliki Cooling Unit. Sementara itu yang menerapkan digitalisasi baru 24 unit.

Pemerintah diakui masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk digitalisasi koperasi susu dan TPS. Sementara itu, program digitalisasi TPS, baru dapat dilakukan, apabila TPS tersebut telah memiliki Cooling Unit yang memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper