Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuss! Tol Japek II Jakarta–Bandung Cuma 1 Jam, Masih Butuh Kereta Cepat?

Pengoperasian Tol Japek II Selatan membuat waktu tempuh Jakarta–Bandung cuma sejam. Lantas, apakah proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung masih lanjut?
Foto udara pembangunan gerbang tol Cikampek Utama di KM 70 jalan tol Jakarta-Cikampek, Cikampek, Jawa Barat, Kamis (16/5/2019)./ANTARA-Hafidz Mubarak A
Foto udara pembangunan gerbang tol Cikampek Utama di KM 70 jalan tol Jakarta-Cikampek, Cikampek, Jawa Barat, Kamis (16/5/2019)./ANTARA-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang mudik Lebaran 2022, Pemerintah terus menggenjot persiapan untuk bisa mengoperasikan sejumlah ruas baru, salah satunya Tol Jakarta–Cikampek (Japek) II Selatan.

Rencananya, tol Japek II Selatan akan dioperasikan secara fungsional saat mudik Lebaran, atau menjadi jalur alternatif. Dengan jalur baru ini, jarak tempuh Jakarta–Bandung diklaim bisa lebih cepat lagi hanya sekitar 45 menit atau 1 jam.

Sebab ruas tol tersebut nantinya merupakan pertemuan Jakarta dan Cipularang. Waktu tempuh Jakarta–Bandung diperkirakan lebih cepat dengan asumsi kecepatan sebesar 80 km per jam dan jarak sekitar 62 km.

"Selain itu juga terdapat beberapa ruas baru yang akan difungsionalkan mendukung arus mudik nanti baik di Aceh, Bengkulu, dan rencana fungsional Jalan Tol Japek 2 selatan untuk arus balik secara parsial," ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Berdasarkan keterangan resmi dari BPJT, Kementerian PUPR, jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan merupakan jalan Tol yang sedang dalam tahap pembangunan menghubungkan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta di Jati Asih, Bekasi dengan Jalan Tol Purbaleunyi di Sadang, Purwakarta.

Saat ini progres konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Paket 3 (Taman Mekar–Sadang) telah mencapai 62,17 persen, ditargetkan akan rampung pada akhir tahun ini. Adapun, untuk progres pembebasan lahannya pun sudah mencapai progres sebesar 92,04 persen.

Jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan memiliki panjang 64 Km yang terdiri dari 3 Paket, yaitu Paket 1 Jati Asih menuju Setu (Sta 0+000–Sta 9+300) sepanjang 9,3 Km, ruas ini masuk ke dalam wilayah Kota Bekasi dan Kab. Bogor dengan progres pembebasan lahan sudah mencapai 3,29 persen.

Kemudian Paket 2 Setu menuju ke Taman Mekar (Sta 9+300–Sta 34+150) sepanjang 24,85 Km, masuk ke dalam wilayah Kab. Bekasi dengan progres pembebasan lahan sudah mencapai 38,29 persen. Lalu Paket 3 dari Taman Mekar menuju Sadang (Sta 34+150–Sta 64+000) sepanjang 27,85 Km, masuk ke dalam wilayah Kab. Karawang dan Kab. Purwakarta.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan dari Sadang (Kabupaten Purwakarta) hingga Setu (Kabupaten Bekasi) akan terintegrasi dengan jaringan Jalan Tol Purbaleunyi dan JORR 2 Jalan Tol Cimanggis-Cibitung. Menyusul Paket 2 akan rampung pada tahun 2023 dan Paket 1 akan rampung pada tahun 2025 mendatang.

Saat ini PT Jasa Marga Japek Selatan (JJS) juga terus mendukung upaya percepatan pembebasan lahan yang dilaksanakan oleh Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam melakukan identifikasi permasalahan pengadaan tanah di lapangan. Selain itu, PT JJS juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk meminimalisir kendala agar pembangunan fisik dapat dipercepat.

Jalan Tol Japek Selatan nantinya akan memiliki peran penting dalam menghubungkan daerah-daerah di Jawa Barat. Selain itu juga berpotensi mendatangkan minat-minat investasi lain di Jawa Barat yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pengembangan wilayah industri, maupun wisata

Nantinya, setelah beroperasi penuh, Jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan dengan investasi sebesar Rp14,69 triliun dan masa konsesi 35 tahun ini dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Cikampek dari sisi selatan.

Secara keseluruhan, Jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan yang dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Purwakarta dan memiliki tujuh buah Simpang Susun.

Jalan Tol Japek II Selatan tersebut nantinya terdapat 7 gerbang tol (GT), yaitu GT Jati Asih, GT Bantar Gebang, GT Setu, GT Sukaragam, GT Taman Mekar, GT Kutanegara, dan GT Sadang.

Sementara itu, membandingkan dengan rencana pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung KCJB, banyak pihak menilai proyek ini tanggung lantaran trase yang dilewatinya tak sampai ke Kota Bandung.

Alhasil, penumpang masih harus berganti moda transportasi untuk menuju ke tengah kota. Mengingat, hingga saat ini, belum ada transportasi publik lainnya yang mumpuni bagi penumpang untuk melanjutkan perjalanan ke tengah kota usai keluar dari stasiun kereta cepat di Tegalluar.

Stasiun pemberhentian terakhir Kereta Cepat berada di Tegalluar yang berada di Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Belakangan, stasiunnya bertambah, yakni di Padalarang yang masuk Kabupaten Bandung Barat. Waktu tempuh Kereta Cepat Jakarta–Bandung pun diklaim hanya butuh waktu 46 menit, tetapi menjadi percuma jika akses menuju tengah kota masih macet dan terkendala.

Kendati demikian, kabar terbaru dari proyek ini tetap dilanjutkan oleh Pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menjelaskan saat ini sudah tidak ada kendala pendanaan dari proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

“Pembengkakan biaya [cost overrun] sudah dibicarakan dan diaudit oleh BPKP. Presiden Joko Widodo sudah memberikan arahan jangan sampai meleset jadwalnya,” ujarnya, Jumat (1/4/2022).

Luhut menjelaskan persoalan sedikit mundurnya waktu pengerjaan sehingga sempat tertunda 3–4 bulan lantaran persoalan teknis geologis air yang volumenya besar di dalam terowongan atau tunnel. Luhut menegaskan Proyek KCJB ini akan tuntas Juni 2023.

Kendati demikian, dia juga memastikan bahwa pada November 2022 saat penyelenggaraan G20, uji coba KCJB sudah bisa dilakukan dari Plered sampai Tegalluar. Jadi, Presiden Jokowi dan beberapa Kepala Negara lainnya dapat mengikuti uji coba tersebut.

“Semua terintegrasi di sana nggak usah khawatir soal schedule. Saya bersama pak Menhub [Budi Karya Sumadi] dan pak Tiko [Wamen II BUMN] memantau perkembangannya,” tekan Luhut.

Proyek KCJB pun disebut telah berjalan 80 persen hingga saat ini. PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC menyebut target mulai beroperasi pada Juni 2023 masih bisa terwujud, meskipun terdapat sejumlah kendala sebelumnya.

Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan bahwa sempat terdapat sejumlah kendala terkait dengan pembangunan terowongan dan pendanaan. Kendati demikian, dia mengatakan saat ini kendala sudah teratasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper