Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang di Ukraina Tahan Rencana Merger dan Akuisisi Microsoft dan Perusahaan Lain

Sekitar 10 kesepakatan bernilai lebih dari US$5 miliar jalan di tempat sejak peperangan antara Rusia dengan Ukraina pecah.
Anggota Korps Sukarelawan Ukraina menembakkan howitzer, saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjut, di sebuah titik di Zaporizhzhia, Ukraina, Senin (28/3/2022)./Antara-Reuters
Anggota Korps Sukarelawan Ukraina menembakkan howitzer, saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjut, di sebuah titik di Zaporizhzhia, Ukraina, Senin (28/3/2022)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana merger dan akuisisi (M&A) di sejumlah korporasi di berbagai negara harus tertahan akibat perang Rusia dan Ukraina. Sekitar 10 kesepakatan bernilai lebih dari US$5 miliar jalan di tempat sejak peperangan pecah.

Dilansir Bloomberg pada Sabtu (2/4/2022), itu membuat M&A global turun 15 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini menjadi US$1,02 triliun, yang terendah sejak kuartal III/2020, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Akuisisi Microsoft Corp. terhadap perusahaan pengembang game Activision Blizzard Inc. senilai US$69 miliar merupakan satu dari sedikit dari kesekapatan jumbo yang berhasil diteken di periode ini.

Penurunan terbesar terjadi di Eropa, di mana akuisisi perusahaan di kawasan itu turun hingga 38 persen. Spectris Plc dari Inggris mengakhiri negosiasi pada Maret untuk membeli Oxford Instruments Plc yang valuasinya ditaksin 1,8 miliar pound sterling.

Sementara itu, Peel Hunt Ltd. mengatakan mengatakan kesepakatan yang tertunda akan mengurangi pendapatan perbankan investasinya, sementara rekan Numis Corp. juga memperingatkan pukulan telak.

Adapun pasar obligasi global juga merasakan dampaknya dengan penurunan hingga 14 persen sepanjang tahun ini, menurut data Bloomberg.

Delapan penerbitan dari Eropa, termasuk di perusahaan energi Jerman, EnBW Energie Baden-Wuerttemberg AG dan perusahaan keuangan Coface SA dengan nilai obloigasi lebih dari US$5 miliar.

Di Jepang, tujuh perusahaan termasuk Sumitomo Mitsui Construction Co. Ltd., Tohoku Electric Power Co. Inc. dan Orix Corp. telah menarik penerbitan surat utang dengan nilai total sekitar US$800 juta.

Hal yang sama juga terjadi di India ketika perusahaan milik negara Indian Railway Finance Corp. Ltd. tidak punya pilihan lain selain menunda penjualan surat utang.

Pasar utang lainnya seperti pinjaman leverage dan aset berbasis efek juga terombang-ambing sebagai dampak perang di Ukraina.

Callaway Golf Co. memasarkan pinjaman US$950 juta sebelum menundanya tanpa batas waktu pada awal Maret, dengan alasan kondisi pasar.

Perusahaan perawatan mata Jerman Veonet Group menangguhkan pinjaman 795 juta euro yang merupakan sindikasi pada saat hari perang meletus pada 24 Februari.

Bahkan raksasa mobil listrik Tesla Inc. harus menunda penjualan sekuritas beragun lebih dari US$1 miliar pada pertengahan Maret, sementara perusahaan seperti Deutsche Bank AG harus menunda kesepakatan komersial yang didukung hipotek.

“Perang di Ukraina memperburuk hambatan rantai pasok dan meningkatkan biaya input untuk peminjam korporat. Pada saat yang sama, bank sentral akan memperketat kondisi keuangan,” kata Scope Ratings dalam laporan baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper