Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Gandum Rusia Malah Melonjak di Tengah Perang, Kok Bisa?

Rusia mengekspor sekitar 1,7 juta ton gandum pada Maret 2022.
Pemandangan menunjukkan konvoi pasukan pro-Rusia saat konflik Ukraina-Rusia di luar kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (12/3/2022)./Antara-Reuters
Pemandangan menunjukkan konvoi pasukan pro-Rusia saat konflik Ukraina-Rusia di luar kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (12/3/2022)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Pengapalan gandum dari Rusia melonjak 60 persen pada Maret di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir Bloomberg pada Minggu (3/4/2022), konsultan Rusia ProZerno mengekspor sekitar 1,7 juta ton pada Maret. Angka itu naik signifikan dibandingkan dengan Maret 2021 sebesar 1,1 juta ton.

Penjualan tetap meningkat meskipun tertahan oleh perubahan pajak ekspor biji-bijian pemerintah.

Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang sekitar seperempat dari perdagangan biji-bijian global. Ekspor dari Rusia melambat sesaat setelah invasi Februari tetapi sejak itu telah bangkit kembali menurut analis dan penyedia data.

Di sisi lain, penjualan tidak terlalu antusias di luar Ukraina. Harga global masih tetap tinggi untuk komoditas seperti gandum dan minyak bunga matahari. Namun, hal itu memicu kekhawatiran untuk akses makanan di wilayah impor utama seperti Timur Tengah dan Afrika Utara.

Konsultan SovEcon mengatakan pengiriman dari Rusia terus melaju pada paruh kedua bulan lalu seiring dengan sejumlah hambatan pembayaran dan keamanan kapal yang hendak transit ke Laut Hitam sudah terselesaikan. Sebagian gandum akan dikirim ke negara-negara yang biasanya mengimpor dari Ukraina.

SovEcon memprediksi Rusia dapat memenuhi kuota ekspor gandumnya sebesar 8 juta ton yang ditetapkan untuk akhir musim kecuali pembatasan perdagangan tambahan diumumkan.

Semenjak peperangan pecah, Rusia telah menutup sejumlah pelabuhan di Ukraina yang merupakan rute ekspor. Ketika Ukraina berusaha untuk mengekspor menggunakan jalur rel kereta, pengiriman tidak bisa dilakukan dalam volume besar.

Sementara itu, penyedia data panen yang berbasis di Jenewa Agflow menunjukkan volume ekspor komoditas pertanian seperti jagung, jelai, dan minyak biji bunga matahari mencapai 2,5 juta ton sepanjang Maret, naik 15 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

CEO Agflow Nabil Mseddi mengatakan destinasi utamanya seperti Turki, Mesir, Iran, dan Libya serta ebagian kecil menuju ke Israel yang biasanya membeli dari Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper