Bisnis.com, JAKARTA — Pasca menjadi holding , PT Pupuk Indonesia (Persero) meningkatkan kinerja perusahaan di berbagai bidang.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengungkapkan bahwa perusahaan telah menerapkan strategic house dengan lima pilar strategi untuk mewujudkan transformasi di Pupuk Indonesia.
Lima pilar tersebut antara lain fokus pada pelanggan, fokus pada riset dan inovasi, keunggulan operasi dan rantai pasok, optimalisasi dan pengamanan bahan baku, serta keberlanjutan perusahaan dan ekonomi sirkular.
Bakir mengatakan bahwa kunci utama keberhasilan transformasi terletak pada program sentralisasi fungsi holding sekaligus menandai perubahan peran holding dari strategic holding menjadi activist holding.
“Dengan sentralisasi, holding mengambil peran yang lebih aktif di dalam operasional perusahaan terutama untuk fungsi-fungsi strategis seperti pemasaran, pengadaan, riset, pengembangan, juga untuk fungsi SDM, IT dan beberapa fungsi lain," jelas Bakir, Minggu (3/4/2022).
Sentralisasi pemasaran, menurut Bakir, memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan kinerja penjualan, terutama untuk pasar komersil dan retail.
Baca Juga
“Dengan sentralisasi pemasaran, tidak ada lagi persaingan antar anak perusahaan. Kami bisa dengan lebih baik mengatur rantai pasok sehingga penjualan dan distribusi lebih optimal," katanya.
Berkat sentralisasi ini, PT Pupuk Iskandar Muda, pada awal 2021 lalu untuk pertama kalinya bisa melakukan ekspor ke Srilanka. Distribusi pupuk pun menjadi lebih baik karena holding dapat mengatur distribusi antar anak perusahaan.
Melalui sentralisasi ini juga pelayanan terhadap pelanggan menjadi lebih baik karena bisa dilakukan satu pintu. Pelanggan cukup menghubungi Pupuk Indonesia, sudah bisa mendapatkan layanan dan produk yang disediakan oleh seluruh anak perusahaan.
Beberapa tantangan untuk tahun 2022 antara lain retail and distributor excellence, peningkatan penjualan retail melalui benefit and loyalty program, launching 1000 kios komersil, untuk memastikan ketersediaan pupuk non subsidi bagi petani.
Secara umum, kinerja Pupuk Indonesia Grup di tahun 2021 dapat dikatakan cukup memuaskan. Total produksi, baik pupuk maupun nonpupuk, total mencapai 19,52 juta ton, atau 100,7 persen dari RKAP.
Produksi ini dibarengi juga dengan tingkat efisiensi yang baik, consumption rate untuk urea adalah sebesar 27,45 MMBTU/ton dan untuk amoniak sebesar 35,51 MMBTUN/ton. Keduanya 99 persen dari RKAP.
Total penjualan, baik pupuk maupun non pupuk, mencapai 14,19 juta ton atau 100,8 persen dari RKAP. “Kami juga sudah menyalurkan 7,92 juta ton pupuk bersubsidi pada 2021," kata Bakir.
Lebih lanjut, Bakir menjelaskan bahwa proses transformasi yang dilakukan Pupuk Indonesia telah menunjukan hasil yang nyata, dimana terjadi EBITDA uplift hingga Rp1,03 triliun.
Faktor yang berperan dalam EBITDA uplift ini antara lain meningkatnya penjualan sektor retail, baik melalui retail management maupun program makmur kemudian dari proses inbound dan outbound supply chain sebagai hasil dari pengadaan bersama, sentralisasi pemasaran, dan juga dari hasil optimalisasi aset.
Untuk Program Makmur, Pupuk Indonesia menargetkan program ini bisa menjangkau luas tanam 250.000 hektar dengan beberapa komiditi prioritas seperti padi, jagung, tebu dan juga kopi. Pada 2021, realisasi luas tanam Program Makmur mencapai 71.612 hektar.
Pupuk Indonesia juga terus mengembangkan diri melalui sejumlah proyek strategis. Pada 2022, beberapa proyek strategis yang akan dilaksanakan antara lain, proyek pabrik urea, amoniak dan methanol di Papua Barat, Proyek Pusri 3B di Pusri Palembang, proyek Katalis Merah Putih di Cikampek, serta penyelesaian Proyek NPK di PT PIM.
“Kami juga melakukan penajaman bisnis bagi beberapa anak perusahaan. Misalnya, PT Mega Eltra yang fokus pada bisnis trading, kemudian PT PI Energi yang berganti nama menjadi PI Utilitas sehingga bisa berbisnis pada layanan utilitas pabrik," kata Bakir.
Program strategis lainnya pada retail management di kios-kios jaringan Pupuk Indonesia. Strategi ini terbukti berhasil meningkatkan penjualan produk retail hingga 600 ribu ton.
"Lewat program ini, kami berusaha menjamin ketersediaan pupuk nonsubsidi di seluruh kios sehingga petani tidak kesulitan mencari produk-produk kami. Kami juga melakukan program benefit model untuk kios-kios guna meningkatkan loyalitas kios dan pelanggan,"jelas Bakir.
Digitalisasi juga tak luput dari perhatian. Perusahaan telah mengembangkan distribution control and planning system (DPCS) untuk memonitor distribusi pupuk dari pabrik hingga ke gudang-gudang distributor di daerah.
Selain itu, guna memudahkan kios dan pendataan penebusan pupuk baik subsidi dan nonsubsidi, telah dikembangkan RMS atau retail management system.
Perusahaan juga telah melakukan perubahan struktur organisasi sehingga menjadi lebih agile menghadapi tantangan bisnis ke depan.
"Kami berusaha menciptakan kultur perusahaan yang kolaboratif dan high performing, dengan pengelolaan talenta dan penguatan organisasi," kata Bakir.
Pupuk Indonesia juga mendukung program Kementerian BUMN untuk mewujudkan 5 persen milennial dan 10 persen perempuan sebagai perusahaan di perusahaan pada 2023.
Sejalan dengan tema G20, serta target Pemerintah untuk menekan emisi gas buang, Pupuk Indonesia juga akan semakin serius menggarap program dekarbonisasi di lingkungan industry pupuk.
“Selain melalui pengelolaan industri hijau, pemanfaatan energi baru dan terbarukan, kami juga akan fokus dalam pengembangan green dan blue ammonia. Green and blue ammonia ini sangat menjanjikan bagi perusahaan ke depan, seiring dengan meningkatnya kebutuhan hydrogen sebagai energi," kata Bakir.