Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia naik pada hari ketiga pekan ini. Hari ini, Rabu (30/03/2022), harga minyak Brent berada di US$109,43/barel, harga Brent naik 1,72 persen dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Selama sepekan terakhir, harga minyak Brent terkoreksi 2,87 persen secara point-to-point.
Sememtara itu, minyak jenis light sweet atau West Texas Index (WTI) naik harga sebesar 1,68 persen menjadi US$105,92/barel. Dalam seminggu ke belakang, harga minyak WTI turun 2,83 persen secara point-to-point.
Perkembangan konflik Rusia-Ukraina menjadi salah satu faktor penyebab koreksi harga minyak. Kedua negara tersebut tengah melakukan pembicaraan damai antara kedua negara di Turki.
Tawaran Rusia untuk "secara mendasar mengurangi" operasi militernya di Ukraina utara memicu optimisme seputar potensi kesepakatan damai, menurunkan harga minyak dan meningkatkan pasar ekuitas. Namun ada alasan kuat untuk berhati-hati.
Kepala negosiator Rusia Vladimir Medinsky mempresentasikan keputusan untuk mundur dari ibukota, Kyiv, dan kota utara Chernihiv sebagai de-eskalator, tetapi kemungkinan juga bersifat taktis.
Komandan Rusia telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk memusatkan kembali pasukan mereka di timur, di mana mereka telah mengepung Kota Mariupol.
Meski begitu, de-eskalasi tidak berarti gencatan senjata atau penarikan penuh pasukan dari sekitar ibu kota, kata satu orang yang dekat dengan Kremlin. Dan Rusia masih mengajukan tuntutan untuk konsesi besar-besaran yang kemungkinan besar tidak akan disetujui oleh Ukraina.
Alexander Rodnyansky, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan tindakan Rusia dalam pembicaraan damai tersebut masih belum jelas motifnya.
"Ini membingungkan sampai batas tertentu untuk melihat bahwa pasar bereaksi sekuat mereka. Satu-satunya hal yang benar-benar akan membawa Rusia ke meja perundingan adalah keberhasilan Ukraina di medan perang dan tekanan ekonomi lebih lanjut, dalam hal sanksi,” ujar Rodnyansky dilansir dari Bloomberg, Selasa (29/03/2022).
Apabila Rusia dan Ukraina berhasil berdamai, maka ada harapan Negeri Beruang Merah bisa lepas dari sanksi. Salah satunya adalah sanksi larangan ekspor minyak.
Dengan demikian, minyak dari Rusia bisa kembali masuk ke pasar dunia. Ini tentu bisa meningkatkan kestabilan harga mengingat Rusia adalah eksportir minyak terbesar ketiga di dunia.
Meski harga minyak naik dibanding hari sebelumnya, harga minyak masih akan berfluktuasi.
Faktor penyebab fluktuasi harga yang lain adalah merebaknya pandemi Covid-19 di China. Peningkatan kasus positif harian membuat pemerintah memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di sejumlah daerah, termasuk pusat ekonomi Shanghai.
Analis pasar senior di Oanda, Jeffrey Halley mengatakan lockdown di China mempengaruhi harga minyak.
"Lockdown di China akan menyebabkan menurunnya minyak minggu ini. Lebih banyak lockdown sama dengan harga yang lebih rendah dan sebaliknya," tulis Halley, dikutip dari Business Insider, Selasa (30/03/2022).
Berdasarkan data dari analis ANZ, Shanghai menyumbang sekitar 4 persen dari total konsumsi minyak di Negeri Panda. Sementara Rystad Energy memperkirakan konsumsi minyak di China bisa berkurang 200.000 barel/hari.