Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendukung upaya peningkatan literasi digital terhadap para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lewat platform Small enterprise Hub atau Smeshub.
Lutfi berharap terobosan itu dapat meningkatkan kapasitas bisnis UMKM sembari mengungkit nilai ekspor produk nonmigas Indonesia. Harapan itu disampaikan Lutfi saat memberi sambutan dalam Soft Launching Platform SMEsHub Indonesia’ secara virtual, Jumat (25/3/2022).
“Potensi ekspor nonmigas Indonesia ini masih terbuka untuk tumbuh lebih tinggi lagi, namun kita harus dapat lebih adaptif dalam menghadapi tantangan-tantangan baru serta terus berinovasi untuk dapat bersaing di pasar global,” kata Lutfi melalui siaran pers, Sabtu (26/3/2022).
Di tengah proses pemulihan ekonomi nasional saat ini, ekspor nonmigas Indonesia pada periode Januari–Februari 2022 mencapai US$37,74 miliar. Nilai tersebut menunjukkan pertumbuhan 31,02 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 dengan nilai US$28,81 miliar.
Data Badan Pusat Statistik pada 2021 lalu menunjukkan, UMKM berkontribusi sebesar 60,3 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, UMKM berperan dalam menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan 99 persen dari total lapangan kerja.
“Potensi UMKM perlu dikelola dengan baik, terutama melihat tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan digitalisasi UMKM. Saat ini dari 64,2 juta unit UMKM, hanya 13 persen yang memanfaatkan teknologi digital dalam usaha mereka,” kata dia.
Dengan demikian, dia meminta kompetensi digital pelaku UMKM dapat terus ditingkatkan melalui berbagai sarana. Untuk itu, dia mengapresiasi manajemen SMEsHub Indonesia yang meluncurkan super aplikasi digital yang dapat berperan sebagai instrumen rantai pasok dan pemberi saran bagi UMKM terkait manajemen bisnis.
Seperti diberitakan sebelumnya, Perwakilan perdagangan Indonesia di negara mitra mengajak lebih banyak Eksportir, termasuk Eksportir-Eksportir pemula dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk melirik lebih banyak peluang yang dapat digarap di pasar Asia, Australia, dan Afrika.
Atase Perdagangan Kuala Lumpur Deden Fajar Muhammad Shiddiq dalam webinar “Mengoptimalkan Potensi Pasar – From KL to Sydney to Lagos” yang digelar Kemendag dan Sekolah Ekspor menyebutkan bahwa Malaysia merupakan salah satu pasar potensial yang secara geografis tak jauh dari Indonesia. Dia mengatakan Malaysia merupakan pasar ideal untuk eksportir pemula.
“Selain dekat secara geografis, pasar Malaysia memiliki banyak kesamaan dengan pasar Indonesia baik dari sisi demografi maupun budayanya. Dari sisi persyaratan ekspor, pasar Malaysia tidak seketat ke negara maju. Ini menjadi keunggulan tersendiri,” kata Deden dikutip dari siaran pers, Selasa (26/10/2021).