Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Ingin Depak Rusia dari G20 dan Undang Ukraina Sebagai Tamu di KTT

Presiden AS Joe Biden ingin Rusia dikeluarkan dari G20, tetapi dia menekankan bahwa hal itu adalah keputusan organisasi. Tidak hanya itu, dia juga menambahkan bahwa Ukraina akan hadir sebagai pengamat alternatif di sidang KTT G20.
Presiden Joko Widodo (kiri) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) di Glasgow, Skotlandia, Britania Raya, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Biro Pers dan Media Kepresidenan/Laily Rachev/Handout/wsj.
Presiden Joko Widodo (kiri) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) di Glasgow, Skotlandia, Britania Raya, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Biro Pers dan Media Kepresidenan/Laily Rachev/Handout/wsj.

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 kini dihadapkan dengan desakan dari Presiden AS untuk mengeluarkan Rusia dari keanggotaan G20.

Presiden AS Joe Biden ingin Rusia dikeluarkan dari G20, tetapi dia menekankan bahwa hal itu adalah keputusan organisasi. Tidak hanya itu, dia juga menambahkan bahwa Ukraina akan hadir sebagai pengamat alternatif di sidang KTT G20.

Indonesia sendiri hingga saat ini belum memberikan komentar apapun terkait dengan desakan dari AS dan G7. Kedutaan Besar Rusia di Indonesia mengungkapkan bahwa Presiden Vladimir Putin berniat hadir di KTT G20 pada November 2022.

Biden berbicara pada konferensi pers di Markas Besar NATO setelah pertemuan dengan para pemimpin aliansi dan G7 di hari pertemuan puncak yang luar biasa di Brussels mengenai invasi ke Ukraina.

Dilansir dari The Independent, Presiden AS memperingatkan China untuk tidak membantu Rusia atau mempertaruhkan ekonominya. Selain itu, dia menegaskan akan ada tanggapan yang tepat terhadap penggunaan senjata kimia jika terbukti.

Biden berjanji akan mengunjungi pengungsi di perbatasan Polandia besok. Saat ini, Biden tengah bertemu dengan Dewan Eropa dalam satu hari yang berfokus pada persatuan sekutu.

Pertemuan Kamis kemarin (24/3/2022) dimaksudkan untuk berkoordinasi dengan sekutu NATO tentang bantuan militer untuk Ukraina, sanksi baru terhadap Rusia, dan peningkatan pertahanan di Eropa Timur. AS juga sekarang secara resmi menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.

AS juga mengumumkan akan menyambut 100.000 pengungsi yang terlantar akibat invasi Rusia — salah satu penerimaan pengungsi terbesar di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.

Di AS, jajak pendapat terbaru menunjukkan mayoritas orang Amerika ingin presiden mengambil sikap lebih keras terhadap Rusia, sementara peringkat persetujuannya tetap tidak berubah sejak awal konflik di Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper