Bisnis.com, JAKARTA - Penerbangan ke Bali untuk wisatawan asing diproyeksikan akan mempengaruhi performa hotel dan tingkat hunian.
Pada 4 Februari 2022 penerbangan internasional mulai dibuka kembali dan beberapa rute penerbangan langsung ke Bali telah beroperasi seperti semula.
Sejalan dengan dibukanya pariwisata Indonesia untuk wisatawan asing, Pemerintah Indonesia telah memperbarui pedoman pelaksanaan perjalanan internasional terutama menggunakan transportasi udara ketika memasuki Bali, seperti sertifikat vaksinasi lengkap, kebijakan relaksasi karantina, dan aturan visa on arrival.
Head of Hospitality Services Colliers Indonesia Satria Wei mengatakan berdasarkan pantauan, sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Indonesia dalam beberapa bulan terakhir masih didominasi para pebisnis dan yang memiliki kepentingan bisnis atau pekerjaan di Jakarta.
"Sementara wisatawan yang merencanakan liburan atau benar-benar akan bepergian, jumlahnya lebih rendah. Peraturan yang terus berubah sesuai keadaan menjadi salah satu aspek yang sering menjadi pertimbangan wisatawan. Namun, di balik tantangan tersebut, ada peluang yang terlihat cukup positif," ujarnya dalam laporan, Kamis (24/3/2022).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Colliers Indonesia, rerata tingkat hunian hotel di Bali di akhir tahun 2021 sudah mencapai sekitar 40 persen, sementara Jakarta mencapai sekitar 70 persen.
Baca Juga
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memproyeksikan bahwa dengan meningkatnya permintaan dan pelonggaran kebijakan karantina di Bali, tingkat hunian hotel dapat tumbuh sebesar 10 persen hingga 20 persen, terutama karena kedatangan wisatawan asing diakhir tahun 2022.
Pergerakan positif terlihat dari minat wisatawan asing, seperti dari Eropa dan Australia, yang antusiasnya tinggi untuk kembali berkunjung ke Bali dan ini terbukti dari permintaan yang masuk untuk bulan Agustus, September dan bulan-bulan berikutnya.
Menurutnya, sinyal positif juga terlihat dari kinerja hotel yang sebelumnya hanya memiliki tingkat okupansi 5 persen.
Namun, kini mulai tumbuh dengan permintaan kamar yang meningkat. Dia optimisme seperti itu merupakan sinyal yang baik bagi sektor perhotelan di Bali untuk mulai mempersiapkan danbmembenahi diri untuk menyongsong okupansi yang meningkat.
"Pergerakan pembangunan, baik yang sudah ada maupun yang baru dimulai semakin terjadi. Pembangunan dan pengembangan dari Canggu hingga Tabanan juga mendapatkan momentum, mulai dari vila, homestay, hingga restoran,” kata Satria.
Pembangunan diperkirakan akan terus tumbuh di kawasan-kawasan tersebut, bukan hanya karena harga tanah yang masih relatif terjangkau, tetapi juga karena infrastruktur yang semakin membaik.
Pemerintah Indonesia akan memulai pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi dalam waktu dekat dan juga bandara baru di Bali Utara pada masa mendatang.
Hal ini menunjukkan niat pemerintah mendistribusikan infrastruktur secara merata dan menargetkan penyebaran wisatawan ke Bali yang lebih luas.
Semua rencana dan perkembangan ini merupakan sinyal positif bagi investor dan pengembang.