Bisnis.com, JAKARTA - Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama tiga minggu lebih, turut berdampak ke Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dampak konflik antar kedua negara berdampak pada Indonesia, melalui dua jalur transmisi yaitu jalur finansial dan jalur perdagangan serta komoditas.
"Jalur finansial diproyeksikan memiliki dampak yang relatif terbatas. Nilai tukar rupiah masih relatif stabil di 14.300 per US$ per bulan Maret dan Indonesia berpotensi diuntungkan jika The Fed memperlambat atau menurunkan level penyesuaian suku bunga dalam pengambilan kebijakannya," ungkap Airlangga pada Selasa (22/3/2022).
Kemudian di jalur komoditas dan perdagangan, dalam jangka pendek dia mengatakan kenaikan harga energi dan komoditas global berpotensi meningkatkan pendapatam ekspor.
Namun dalam jangka menengah dan panjang, inflasi global akan memperlambat laju pemulihan, meningkatkan inflasi domestik khususnya pangan dan energi, pupuk serta input produksi yang menyebabkan kelangkaan dan juga berdampak pada ketahanan fiskal yang berkelanjutan (fiscal sustainability).
OECD pada Maret 2022 melaporkan, jika konflik antara Rusia dan Ukraina tidak segera selesai maka inflasi global akan berpotensi meningkat 2,5 persen dan pertumbuhan ekonomi dapat berkontraksi hingga minus 1,08 persen dari proyeksi sebelumnya.
Baca Juga
"Risiko tersebut perlu diantisipasi oleh Indonesia," kata Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
.jpg?w=300&h=221)
