Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa dan AS Rencana Embargo Minyak Rusia, Harga Minyak Ngegas

Harga minyak melambung lebih dari 7 persen pada perdagangan hari ini, Selasa (22/03/2022)
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. /Bloomberg-Angel Navarrete
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai. /Bloomberg-Angel Navarrete

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak melambung lebih dari 7 persen pada perdagangan hari ini, Selasa (22/03/2022).

Harga minyak jenis Brent naik 7,12 persen dan mengakhiri hari di USD 115,62 per barel. Adapun harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 7,09 persen atau USD 7,42 ke level USD 112,12 per barel.

Faktor pendongkrak kenaikan harga minyak pekan ini adalah pertimbangan negara-negara Uni Eropa melarang ekspor minyak dari Rusia, sebagaimana yang telah dilakukan Amerika Serikat dan Inggris sebelumnya.

Pertimbangan tersebut dilakukan saat Uni Eropa melakukan perundingan dengan Presiden AS Joe Biden untuk serangkaian pertemuan puncak yang dirancang untuk memperkuat tanggapan Barat terhadap Rusia.

"Sanksi-sanksi yang kami buat bertujuan untuk membuat Presiden Putin (Vladimir Putin, Presiden Rusia) berpikir ulang. Di antara kami, ada beberapa negara yang sensitif terhadap isu minyak dan gas. Meski demikian, tidak ada yang tabu," ujar seorang pejabat di kantor kepresidenan Prancis dilansir dari CNN International, Selasa (22/03/2022).

Susannah Streeter, analis pasar senior di manajer aset Hargreaves Lansdown yang berbasis di Inggris menyatakan rencana perundingan Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk mengembargo minyak Rusia menyebabkan lonjakan harga minyak.

“Optimisme kemajuan dalam pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata di Ukraina dan itu membuat harga minyak naik,” papar Streeter.

Mengingat konflik belum menunjukkan pertanda usai, timbul pertanyaan apakah pasar minyak dunia akan mampu menggantikan pasokan Rusia yang terkena sanksi.

Analis Again Capital LLC, John Kilduff menyatakan, embargo minyak Rusia dapat menimbulkan masalah pasokan.

“Ini bisa menjadi jurang untuk masalah pasokan global,” kata Kilduff.

Apabila sanksi larangan impor minyak Rusia oleh Uni Eropa terwujud, maka pasokan di pasar dunia akan semakin terganggu. Pasalnya, Negeri Beruang Merah itu adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia yang memainkan peran yang signifikan di pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper