Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah di Uni Eropa mempertimbangkan embargo minyak terhadap Rusia, sebagai respons terhadap invasi negara tersebut ke Ukraina. Pada pekan ini Uni Eropa akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden.
Sebagaimana diketahui, Uni Eropa bersama dengan sekutu telah memberlakukan sanksi kepada Rusia. Satu di antaranya adalah pembekuan aset-aset bank sentral Rusia.
"Kami sedang mengerjakan sanksi putaran kelima dan banyak hal baru sedang diusulkan," kata seorang diplomat senior Uni Eropa yang tidak bersedia disebutkan namanya karena diskusi tersebut tidak untuk umum.
Pemerintah-pemerintah Uni Eropa akan melakukan diskusi di antara para menteri luar negeri pada Senin, sebelum Biden tiba di Brussels pada Kamis (24/3/2022) untuk pertemuan puncak dengan 30 sekutu NATO, serta Uni Eropa dan dalam format Kelompok Tujuh (G7) termasuk Jepang.
Sementara itu, Rusia sejauh ini belum mengubah arah terkait Ukraina, meski telah mendapatkan empat putaran sanksi dari Uni Eropa yang diberlakukan selama tiga pekan terakhir, termasuk pada 685 orang Rusia dan Belarusia dan terhadap keuangan dan perdagangan Rusia.
Para diplomat mengatakan kepada Reuters bahwa negara-negara Baltik termasuk Lithuania mendorong embargo sebagai langkah logis berikutnya, sementara Jerman memperingatkan agar tidak bertindak terlalu cepat karena harga energi yang sudah tinggi di Eropa.
Adapun Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Putin menyebut tindakan Rusia sebagai “operasi militer khusus” yang dimaksudkan untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membersihkannya dari apa yang dilihatnya sebagai nasionalis berbahaya. Ukraina dan Barat mengatakan Putin melancarkan perang pilihan yang agresif.
Moskow telah memperingatkan bahwa sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia dapat mendorongnya untuk menutup pipa gas utama ke Eropa. Uni Eropa bergantung pada Rusia untuk 40 persen pasokan gasnya. Sementara iut, Jerman merupakan pembeli terbesar minyak mentah Rusia di Uni Eropa.
Bulgaria, yang hampir sepenuhnya bergantung pada pasokan gas dari Gazprom Rusia, mengatakan mungkin akan mencari pilihan lain. Kilang minyak tunggal Bulgaria dimiliki oleh Lukoil Rusia menyediakan lebih dari 60 persen bahan bakar yang digunakan di negara Balkan.