Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geliat Hutama Karya Bangun Konektivitas Jalan Tol di Sumatra

PT Hutama Karya (Persero) berkomitmen dalam membangun konektivitas di Pulau Sumatra melalui Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Foto udara jalan tol ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yang merupakan bagian dari Trans Sumatra, di Lampung. Ruas tol ini kini menjadi nadi ekonomi penting yang menghubungkan Sumatra dan pulau Jawa./Bisnis - Abdullah Azzam
Foto udara jalan tol ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yang merupakan bagian dari Trans Sumatra, di Lampung. Ruas tol ini kini menjadi nadi ekonomi penting yang menghubungkan Sumatra dan pulau Jawa./Bisnis - Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus membangun kontektivitas di Pulau Sumatra dengan membangun Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). 

Stefani Nirina, 30 tahun, warga Palembang sangat terbantu dengan terkoneksinya ruas jalan tol Palembang hingga Lampung. Pasalnya, dengan adanya ruas tol ini sangat membangumya karena tuntutan pekerjaannya yang mengharuskan untuk berkendara ke Lampung. 

"Sekarang ada jalan tol dari Palembang ke Lampung ini sangat membatu karena makin cepat perjalanannya. Kalau dulu kan lewat jalan nasional lebih panjang waktu perjalanan. Dalam seminggu bisa 2 kali harus ke Lampung karena pekerjaan," ujarnya, Minggu (20/3/2022).

Dengan melintasi ruas tol Trans Sumatra dari Palembang hingga Lampung, Stefani hanya menempuh sekitar 5 hingga 6 jam berkendara. 

Indria Rani, 40 tahun, warga Jambi berharap ruas tol dari Betung - Jambi - Pekanbaru bisa tersambung. Menurutnya, dengan adanya akses tol sangat memudahkan dan menghemat waktu perjalanan. 

"Tahun lalu sempet liburan ke Padang, jalan darat memang masih lewat jalan nasional karena belum ada akses tol. Kalau nanti ada akses tol pasti lebih enak perjalanannya dan lebih cepet," katanya.

Hendrawan, warga Lampung, sangat mengapresiasi adanya ruas tol Bakauheni - Terbanggi Besar. Pasalnya, ruas tol ini lebih cepat dan menghembat waktu. Pasalnya, sebelum ada ruas tol Trans Sumatra yang melintasi Lampung, jarak tempuh dari kota Lampung menuju Pelabuhan Bakauheni di ujung Sumatra Selatan ini sekitar 1,5 jam hingga 2,5 jam tergantung kondisi jalan. 

"Kalau sekarang lewat tol cuma 40 menit sampai 1 jam. Lebih hemat waktu dan biaya. Bisa tersambung antara Trans Sumatra dengan Trans Jawa lehih bagus lagi," tuturnya. 

Dia berharap lampu penerangan jalan tol di Trans Sumatra lebih diperbanyak kembali. Pasalnya, lampu penerangan yang ada tak mampu menerangi jalan pada saat malam hari. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menuturkan kehadiran jalan tol akan menurunkan biaya logistik serta memangkas waktu tempuh distribusi barang dan jasa antar wilayah. Selain itu mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru khususnya kawasan yang berada di sekitar on/off ramp jalan tol. 

Pihaknya pun terus mempercepat pembangunan infrastruktur yang menghubungkan sentra-sentra produksi, daerah-daerah yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan membuka peluang usaha baru, membuka lapangan kerja, dan mengakselerasi nilai tambah bagi perekonomian rakyat. Salah satunya yaitu melalui pembangunan jalan tol.

PT Hutama Karya (Persero) terus berkomitmen dalam membangun konektivitas di Pulau Sumatra. Saat ini, PT Hutama Karya tengah melakukan perbaikan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) di bagian selatan yakni ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayuagung. 

Saat ini ruas Bakauheni–Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung masih dalam masa pemeliharaan sampai dilakukannya final hand over (FHO), sehingga perbaikannya masih menjadi tanggung jawab kontraktor.

Adapun pemeliharaan masih dilakukan oleh kontraktor utama, di antaranya pada ruas Bakauheni–Terbanggi Besar (km 0+00 s/d 140+410) yang dilakukan sinergi BUMN, yakni PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Lalu untuk ruas Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung (km 140+410 s/d 330) pemeliharaan menjadi tanggung jawab kontraktor Waskita Karya.

Untuk dapat memenuhi target waktu penyelesaian pemeliharaan pada April 2022, maka Hutama Karya melalui anak perusahaannya PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) membantu menyelesaikan perbaikan pada ruas Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung.

Lalu ruas Tol Trans Sumatra mulai dari Lampung hingga Palembang, konsesi yang diberikan kepada Hutama Karya adalah ruas Bakauheni–Terbanggi Besar, Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung, dan Palembang–Indralaya.

Kemudian, untuk ruas Kayu Agung–Palembang–Betung konsesinya dimiliki oleh PT Waskita Sriwijaya Tol (WST), anak usaha dari PT Waskita Toll Road (WTR), sehingga pemeliharaan dan pengoperasian menjadi tanggung jawab BUJT tersebut.

Sepanjang 2022, terdapat beberapa ruas jalan tol Trans Sumatra yang dibangun Hutama Karya akan beroperasi. Pada 11 Februari 2022, Presiden Jokowi telah meresmikan Tol Binjai-Stabat yang merupakan bagian dari Seksi 1 Binjai-Pangkalan Brandan. 

Direktur Operasi III PT Hutama Karya (Persero) Koentjoro mengatakan lalu ruas tol yang akan beroperasi yakni Tol Taba Penanjung-Bengkulu sepanjang 18 kilometer yang direncanakan beroperasi akhir Maret 2022.

Tol Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 32 kilometer ini juga direcanakan beroperasi awal April 2022.

PT Hutama Karya menargetkan seluruh seksi di ruas Sigli - Banda Aceh sepanjang 74,1 kilometer akan tersambung pada awal tahun 2023. 

Tol Sigli-Banda Aceh termasuk bagian dari Jalan Trans Sumatra dan memiliki panjang 74,1 kilometer yang terbagi menjadi 6 Seksi yakni Seksi 1 sepanjang 24,3 kilometer yang membentang dari Padang Tiki hingga Seulimeum. Seksi 2 sepanjang 7,6 kilometer dari Seulimeum-Jantho. Sedangkan, seksi 3 sepanjang 16 kilometer dari Jantho-Indrapuri. Lalu, seksi 4 membentang sepanjang 13,5 kilometer dari Indrapuri hingga Blang Bintang.

Seksi 5 memiliki panjang 7,7 kilometer dari Blang Bintang hingga Kuto Baro. Terakhir, seksi 6 membentang sepanjang 5 kilometer dari Kuto Baro hingga Baitussalam. 

Saat ini, seksi jalan tol Sigli - Banda Aceh yang telah beroperasi yakni seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang sepanjang 14 km dan seksi 3 ruas Jantho-Indrapuri sepanjang 16 km

"Untuk progres konstruksi di ruas tol Sigli Banda Aceh telah mencapai 77,6 persen dan pembebasan lahan telah capai 96,3 persen per 7 Januari 2022. Ini kami targetkan bisa beroperasi seluruh seksi di Sigli - Banda Aceh pada awal tahun 2023, semua bisa tersambung," ucapnya. 

Pada akhir tahun ini, Hutama Karya menargetkan dalam mengoperasikan seks 2 sepanjang 7,6 kilometer dari Seulimeum-Janthoi. Saat ini, perseroan berupaya dalam mengatasi permasalahn lahan hutan karena menggunakan hutan

"Satu lagi yaitu seksi 2 Aceh paling lambat beroperasi akhir tahun, karena ada masalah pelepasan kawasan hutan. Di pertengahan tahun ini akan dilakukan sehingga selesai akhir tahun 2022. Tapi keseluruhan yang di Aceh tahun depan sudah menyatu sehingga akan menyambungkan seluruh ruas Aceh," tuturnya. 

Dengan dibangunnya tol Sigli - Banda Aceh ini akan memangkas jarak dan waktu tempuh perjalanan dari sekitar 2-3 jam dengan kondisi jalan yang  berkelok-kelok melalui perbukitan menjadi hanya 1 jam perjalanan. 

Selain itu, di pertengahan tahun ini Hutama Karya akan memulai pembangunan JTTS tahap II sepanjang 574 kilometer (km)  

Pj EVP Divisi Perencanaan Jalan Tol Hutama Karya Iwan Hermawan mengatakan saat ini masih dilakukan pematangan desain JTTS tahap II yang mengakomodasi perubahan-perubahan akibat kondisi topografi yang geotekniknya berbeda-beda.

"Setelah desainnya matang, baru dapat dipastikan konstruksi bisa dimulai. Kira-kira pertengahan 2022," katanya beberapa waktu lalu. 

Total nilai investasi untuk pembangunan ruas JTTS tahap kedua ini mencapai Rp102,794 triliun. Adapun, terdapat 3 ruas yang masuk dalam tahap kedua yakni ruas Tol Betung-Tempino-Jambi dengan total panjang 169 km dengan nilai investasi Rp25,201 triliun, ruas Tol Jambi-Rengat yang membentang 198 km dengan nilai Rp34,199 triliun dan ruas Tol Rengat-Pekanbaru sepanjang 207 km dengan nilai Rp43,474 triliun. 

"Pendanaannya salah satunya dari PMN. Untuk pembiayaan tahap II ruas JTTS ini kami terus berkoordinasi dengan pihak Kementerian Keuangan," ujarnya

Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Triono Junoasmono menuturkan total panjang Trans Sumatra yakni 3.044 kilometer (Km) yang terdiri jalur utama dan jalur penghubung. Dari total panjang Trans Sumatra sepanjang 3.044 Km, panjang jalur utama mencapai 2.121 Km. Dari total panjang jalur utama tersebut, yang sudah beroperasi di jalur utama sepanjang 662,8 Km. 

Untuk panjang jalur penghubung atau feeder ini sekitar 923 Km dimana saat ini yang telah beroperasi panjangnya 22 Km yakni ruas Palembang - Sp. Indralaya 22 Km. 

Triono menambahkan pembangunan tol Trans Sumatra ini dibagi dalam 4 tahap yakni tahap pertama yang sedang dikonstruksi, lalu tahap II berada di jalur utama, saat ini sedang dalam tahap penyiapan dan tengah diupayakan pinjaman luar negeri. Tahap II ini tengah dalam tahap finalisasi penyelesain design.  

Pada ruas tol tahap III JTTS yang merupakan ruas backbone lanjutan memiliki total panjang 658 km dengan nilai investasi sekitar Rp133,16 triliun. Saat ini tahap ketiga juga tengah dilakukan penyiapan.

Adapun tahap ketiga seperti ruas tol Dumai - Sp Sigambat - Rantau Prapat sepanjang 181 km dengan nilai Rp39,12 triliun, ruas tol Rantau Prapat - Kisaran sepanjang 112 km dengan nilai Rp22,89 triliun, ruas tol Langsa - Lhokseumawe sepanjang 134 km dengan nilai Rp25,59 triliun, ruas tol Lhokseumawe - Sigli sepanjang 157 km senilai Rp32,16 triliun dan ruas tol Pangkalan Brandan - Langsa sepanjang 74 km senilai Rp13,37 triliun.

Sementara itu, untuk ruas tahap IV JTTS dibagi menjadi dua yakni ruas feeder yang sudah PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dan ruas feeder yang belum PPJT. 

Adapun untuk ruas tahap IV feeder yang sudah PPJT memiliki total panjang 325 km dengan total nilai Rp115,82 triliun yang terdiri antara lain: ruas Muara Enim - Lahat - Lubuk Linggau sepanjang 112 km dengan nilai Rp23,79 triliun, ruas Payakumbuh - Sincin sepanjang 73 km dengan nilai Rp29,35 triliun, ruas Pangkalan - Payakumbuh sepanjang 46 km dengan nilai Rp23,62 triliun, ruas Pangkalan - Bts Riau sepanjang 14 km dengan nilai Rp5,48 triliun, ruas Lubuk Linggau - Taba Penanjung sepanjang 80 km dengan nilai Rp33,67 triliun

Untuk ruas tahap IV feeder yang belum PPJT memiliki total panjang 193 km dengan total nilai Rp51,23 triliun yang terdiri antara lain: ruas Palembang  - Tanjung Api Api sepanjang 71 km dengan nilai Rp21,98 triliun, ruas Prapat - Tarutung - Sibolga sepanjang 102 km dengan nilai Rp24,33 triliun, ruas Batu Ampar - M Kuning - Hang Nadim sepanjang 20 km dengan nilai Rp4,91 triliun Sibolga - Parapat.

"Ini semua kami pararel semua kami keroyok baik design, dan tanah juga sudah mulai dilakukan pembebasan sambil mencari pembiayaannya. Target kami bisa laksanakan sebelum 2024, intinya begitu tanahnya siap dan pinjaman ada kami langsung mengerjakan. Sesuai arahan Pak Menteri, kami diminta prioritaskan jalur utama Trans Sumatra sebagai backbone. Untuk tahap lainnya kita lakukan secara bertahap dan optimasi agar bisa berfungsi dengan baik. Tapi tetap kami genjot agar bisa kontruksi sebelum 2024," tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper