Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Jika Mudik Diizinkan, Aktivitas Ekonomi Mendekati Normal

Meskipun belum ada informasi resmi apakah mudik tahun ini diperbolehkan, Ekonom menilai aktivitas akan mendekati normal apabila mudik diiznkan tahun ini.
Penumpang kereta api Sawunggalih dari Kutoarjo tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/1/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Penumpang kereta api Sawunggalih dari Kutoarjo tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/1/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, mudik Lebaran akan mengembalikan peran atau kontribusi Lebaran terhadap perekonomian Indonesia mendekati kondisi normal, bila tahun ini mudik diizinkan oleh pemerintah.

"Dengan adanya Lebaran, akan ada lonjakan konsumsi yang kemudian berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Lonjakan itu cukup besar pada saat Lebaran," kata Piter kepada Bisnis, Jumat (18/3/2022).

Dia menjelaskan, adanya pembatasan-pembatasan di tengah pandemi bukan berarti tidak ada kenaikan terhadap konsumsi, namun kenaikannya terbatasi. Apabila nantinya mudik kembali diizinkan, Piter menilai perannya terhadap konsumsi kembali meningkat namun sekali lagi masih terbatas lantaran masih ada pandemi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Lebaran pada 2019 atau sebelum pandemi memberikan dorongan konsumsi pada nilai 100. Maka pada 2020, saat pandemi mulai terjadi dan pemerintah sangat membatasi kegiatan masyarakat, penurunan konsumsi mungkin mencapai hanya sekitar 40.

Ketika pembatasan tersebut dihilangkan, menurut Piter mungkin akan ada kenaikan namun tidak sampai pada nilai 100. 

"Paling dia mendekati hanya di 80 atau 90. Jadi hanya seperti itu kita bisa melihat bagaimana peran dari kebijakan pelonggaran ini terhadap konsumsi dan pertumbuhan ekonomi kita. Membuka aktivitas ekonominya mendekati kondisi normal tetapi belum bisa sepenuhnya balik ke normal," paparnya.

Ada alasan mengapa Piter menyebut aktivitas ekonomi 'mendekati normal', bukan kembali ke normal. Hingga saat ini, konsumsi barang-barang sekunder, tersier dan barang-barang mewah masih sangat terbatas.

"Kelompok kaya yang menengah atas itu belum sepenuhnya berkonsumsi seperti sebelum pandemi. Masih ada hambatan karena tetap saja ini kan masih ada pandemi," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper