Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Undang Investasi di Sektor Hilirisasi, Bahlil Janji Dirinya Turun Tangan Langsung

Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia menilai, hilirisasi dapat memberikan nilai tambah dan menciptakan upah tenaga kerja yang cukup.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengunjungi lokasi proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang terletak di Kutai Timur, Kalimantan Timur, Rabu (19/1/2022)./BKPM
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengunjungi lokasi proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang terletak di Kutai Timur, Kalimantan Timur, Rabu (19/1/2022)./BKPM

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan Indonesia akan terus mendorong sektor-sektor prioritas investasi dengan berfokus pada hilirisasi.

Pasalnya, hilirisasi merupakan nilai terpenting untuk memberikan nilai tambah dan menciptakan upah tenaga kerja yang cukup.

Dalam kesempatan ini, Bahlil juga memberikan penawaran bagi para investor yang serius berinvestasi di Indonesia.

"Biarkanlah semua perizinannya, insentifnya, biar pemerintah langsung yang mengurusnya, tidak perlu datang ke kementerkan/lembaga. Nanti saya sendiri yang mengurus selama investasinya itu serius. [Investor] cukup membawa teknologi, cukup membawa kapital dan sebagian pasar," papar Bahlil dalam acara Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan Sektor Pariwisata, Kawasan Ekonomi, Industri dan Infrastruktur, Kamis (17/3/2022).

"Kita akan berkolaborasi dan saya yakinkan bahwa Indonesia pada posisi strategis sebagai negara populasi terbesar di Asia Tenggara dan pendapatan kelas menengah kita semakin membaik," sambungnya.

Pemerintah sendiri telah merumuskan 47 proyek dengan nilai invesitasi indikatif Rp155,12 triliun yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Diharapkan proyek-proyek ini dapat ditawarkan kepada pengusaha yang mencoba untuk melakukan kolaborasi bersama Indonesia.

Adapun Bahlil mengatakan, hilirisasi sudah dilakukan mulai dari nikel. 

"Kami hari ini melarang ekspr nikel, salah satu tujuannya untuk membangun salah satu industri baterai terbesar di dunia. Itu cita-cita kami," kata Bahlil.

Pelarangan ekspor nikel ini juga merupakan salah satu bentuk konsistensi Indonesia untuk embangun investasi yang ramah lingkungan dan mendorong energi baru terbarukan.

Selain nikel, Indonesia juga berencana akan menghentikan ekspor bauksit di tahun ini dan akan dilanjutkan dengan sektor-sektor lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper