Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas Bertemu Para Bos Migas, Ini yang Dibahas

SKK Migas bertemu para bos migas atau CEO Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas (KKKS) dalam agenda CEO Forum, Rabu (16/3/2022).
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bertemu para CEO Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas (KKKS), untuk memenuhi kebutuhan domestik, dalam agenda CEO Forum, Rabu (16/3/2022).

Perkumpulan CEO migas tersebut dilakukan guna menyikapi dinamika perkembangan industri migas terkini akibat fluktuasi harga minyak mentah dunia yang sempat menyentuh level tertinggi dalam 10 tahun terakhir di atas US$125 per barel.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, menyebutkan, bahwa CEO Forum 2022 ini diharapkan dapat menjadi enabler kolaborasi yang intens antara Kementerian ESDM, SKK Migas dan investor untuk meningkatkan investasi dan aktivitas di hulu migas di Indonesia.

"Event ini menjadi ajang untuk mendiskusikan langkah-langkah mencapai target produksi dan lifting jangka pendek dan jangka panjang dalam menyikapi kenaikan harga minyak dan dinamika global," terang Dwi dalam acara CEO Forum, Rabu (16/3/2022).

Dwi menambahkan, tensi geopolitik di Benua Biru juga mengganggu pasokan harga minyak di pasar global.

"Terlebih dengan kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang juga mengganggu suplai, sehingga harga minyak dunia sempat menembus angka US$125 per barrel, yang merupakan harga minyak tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Meskipun hari ini berada kembali di bawah US$100 per barel. Harga akan terus berfluktuasi, namun pada tingkat yang tinggi", papar Dwi.

Lebih lanjut, Dwi menyatakan bahwa industri hulu migas harus dapat mengambil momentum harga migas, dengan segera mengambil langkah-langkah untuk mempercepat dan meningkatkan pelaksanaan program kerja tahun 2022 pada khususnya dan investasi di hulu migas pada umumnya.

Dwi menegaskan bahwa migas akan terus berperan dan dibutuhkan dalam pembangunan, terlebih dengan tingginya harga minyak dunia memberikan kontribusi yang optimal bagi penerimaan negara.

Tahun 2021 penerimaan negara dari hulu migas mencapai US$13,67 miliar atau setara Rp 206 triliun dan mencapai 188,8 persen dari target APBN 2021 yang sebesar US$7,28 miliar.

"Namun demikian, perlu juga diketahui bahwa kondisi capaian produksi dan lifting pada 2021, masih di bawah dari target yg ditetapkan dalam APBN 2021 dan Long Term Plan (LTP) Industri Hulu Migas, sehingga perlu adanya program recovery plan. Karena itu, pada 2022 akan menjadi kunci agar target LTP tetap on the right track," pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper