Bisnis.com, JAKARTA - Rusia telah menyusun rencana untuk menyita aset perusahaan barat yang meninggalkan negara itu sebagai upaya Kremlin dalam melawan sanksi besar-besaran dan eksodus bisnis internasional sejak invasinya ke Ukraina.
Rusia mengumumkan langkah tersebut setelah serangkaian perusahaan global mengatakan mereka akan menangguhkan operasi di Rusia minggu ini. Beberapa perusahaan global yang memutuskan hal tersebut a.l. McDonald's, Coca-Cola dan Pepsi.
Kementerian Ekonomi Rusia pun menegaskan pihaknya dapat mengambil kendali sementara atas bisnis yang memutuskan keluar, termasuk bisnis dengan kepemilikan asing melebihi 25 persen.
Berbicara dalam tautan video dengan anggota pemerintahannya pada hari Kamis (11/3/2022), Vladimir Putin mengatakan Kremlin dapat menemukan cara yang layak secara hukum untuk merebut perusahaan internasional.
"Pemerintah akan mendorong untuk memperkenalkan manajemen eksternal dan kemudian mentransfer perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang benar-benar ingin bekerja,” kata Putin, seperti dikutip dari The Guardian. “Ada cukup instrumen hukum dan pasar untuk ini.”
Mikhail Mishustin, Perdana Menteri Rusia, mengatakan bahwa sementara sebagian besar bisnis sementara menangguhkan operasi, situasinya akan dipantau secara ketat dan bahwa langkah-langkah untuk memperkenalkan administrasi eksternal dapat digunakan.
Baca Juga
Langkah Rusia itu dilakukan ketika pemerintah barat berusaha untuk memaksakan tekanan maksimum pada Putin setelah invasi ke Ukraina dengan mengumumkan pembatasan drastis pada impor minyak dan gas Rusia di atas sanksi keuangan dan pembekuan aset untuk oligarki terkemuka.
Selain sanksi formal, bisnis barat dan merek terkenal telah mengambil langkah-langkah untuk keluar dari negara itu sama sekali atau menangguhkan operasi sebagai tanggapan atas invasi, termasuk Starbucks dan McDonald's.
Kemudian, Shell telah mengumumkan rencana untuk menarik diri dari minyak dan gas Rusia. Hal ini diikuti oleh produsen migas BP yang mengatakan akan keluar dari proyek-proyek besar, sementara Unilever mengatakan akan menghentikan impor dan ekspor ke negara itu.
Burger King mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka akan menangguhkan semua dukungan perusahaannya untuk pasar Rusia, termasuk operasi, pemasaran, dan rantai pasokan. Perusahaan tidak secara langsung mengoperasikan restoran di dalam negeri, merek dijalankan oleh mitra waralaba lokal.
Sementara itu, Moskow juga mengesahkan undang-undang untuk menyita US$10 miliar (£7.6bn) jet yang disewakan ke Aeroflot dan maskapai Rusia lainnya yang berada di bawah organisasi barat.
Hal ini terjadi ketika Rusia semakin mendekati default pada pembayaran utang pemerintah, dengan lembaga pemeringkat memperingatkan kegagalan dalam waktu dekat.
Kondisi ini tentu dapat menyebabkan kerugian finansial bagi pemegang obligasi negara Rusia.