Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah memanasnya harga-harga komoditas di pasar dunia, Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo menyatakan kondisi ketersediaan bahan baku masih cukup aman.
Chief Strategy Officer ISSP Johanes Edward mengatakan kenaikan tajam harga komoditas terutama sejak pecah konflik Rusia-Ukraina sudah dirasakan perseroan. Meski demikian dampak jangka panjangnya harus diamati seiring perkembangan konflik tersebut.
"Secara ketersediaan bahan baku sejauh ini masih cukup aman. Volume [produksi] tahun ini, kami lihat sampai sekarang belum ada pengaruh berarti," kata Johanes kepada Bisnis, Kamis (10/3/2022).
Namun demikian, sebagaimana pelaku industri lain, pihaknya juga mengantisipasi konflik berkepanjangan yang akan meningkatkan tekanan inflasi sehingga berpengaruh pada kondisi moneter dunia.
Tahun ini perseroan membidik pertumbuhan volume produksi berkisar 20 persen hingga 30 persen. Pada 2021, realisasi produksi dipastikan menembus 300.000 ton. Johanes memprediksi realisasi tahun lalu berkisar 305.000 ton hingga 320.000 ton.
Utilitas kapasitas produksi sudah membaik di atas 60 persen dan diproyeksikan naik seiring dengan pertumbuhan permintaan.
Baca Juga
Di sisi lain, perseroan juga tak terpengaruh fluktuasi harga gas bumi karena lebih banyak menggunakan listrik sebagai sumber energi. Meski demikian, diketahui bahwa industri baja masuk dalam salah satu sektor penerima harga gas bumi tertentu (HGBT).
Tahun lalu, serapan HGBT ke industri baja tercatat yang paling rendah dibandingkan dengan enam sektor lainnya. Serapannya hanya mencapai 57,33 persen dari total alokasi 76,34 BBTUD.
"Secara persentase, komponen gas bumi dalam struktur biaya kami tidak signifikan. Secara umum, industri baja memang tidak banyak menggunakan gas bumi," kata Johanes.