Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta mengungkap progres terkini terkait dengan proyek jaringan MRT Jakarta, setelah proyek Fase 1 yakni Lebak Bulus–Bundaran HI. Total panjang jaringan MRT yang terbagi menjadi Fase 2A, 2B, 3 dan 4 ini adalah sekitar 111 kilometer (km), hingga mencapai area luar DKI Jakarta.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan bahwa setiap proyek lanjutan yang saat ini tengah direncanakan maupun digarap, memiliki progres yang berbeda-beda. Beberapa ada yang sudah memulai sebagian konstruksi, ada juga yang masih melakukan proses pengajuan pinjaman atau melakukan feasibility study.
Ini progres terkini fase pembangunan MRT Jakarta:
1. Fase 2A (Bundaran HI–Kota)
Proyek MRT fase ini memiliki panjang jalur kurang lebih 6,3 km. Proses yang saat ini dijalani yakni proses tender dan konstruksi.
"Bundaran HI sampai Harmoni [paket CP 201] progresnya lumayan bagus ya. Kita on target [saat ini] di sekitar 33-34 persen, kemudian CP 203 yaitu Mangga Besar ke Kota," jelasnya secara virtual pada awal pekan ini.
Kendati demikian, William menjabarkan bahwa terdapat sejumlah masalah yang dihadapi oleh dua paket proyek, CP 202 dan CP 205A, yang harus menjalani pengadaan ulang. Proyek tersebut dibagi ke dalam dua segmen yang masing-masing ditargetkan selesai pada Maret 2025 untuk segmen 1, dan Agustus 2027 untuk segmen 2.
William menjelaskan bahwa dua paket proyek tersebut mengalami kegagalan tender akibat tidak tercapainya kesepakatan antara pihak penyelenggara dan penyedian atau vendor yang ditunjuk. Alhasil, proses pengadaan akan dilakukan ulang dengan memisahkan antara paket proyek CP 202 dan 205A.
Sebelumnya, proses pengadaan kedua paket tersebut digabung untuk pengerjaan civil works Harmoni–Mangga Besar dan railway system and track atau jalur kereta dari Bundaran HI hingga Mangga Besar.
"Jadi bahwa untuk pengadaan CP 202 dan 205A untuk section Harmoni-Mangga Besar tahun kemarin yang menjalani direct contracting itu unfortunately tidak mencapai kesepatakan dengan si kandidat [vendor] yang ditunjuk langsung. Tidak ada kesepakatan harga. Jadi, walaupun ditunjuk langsung, kita tidak terima apa yang ditawarkan kandidat," jelas Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim, pada webinar yang sama.
2. Fase 2B (Kota–Ancol Barat)
Proyek MRT Fase 2B memiliki panjang sekitar 6 km. Saat ini, proyek fase ini tengah menjalani proses feasibility study, persiapan design, dan pengajuan pinjaman kepada pihak Japan International Cooperation Agency (JICA).
William mengatakan bahwa saat ini pihak Jepang sedang bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk menentukan skema pinjaman bagi pembangunan fase 2B. Dia juga mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo mengamanatkan agar dilakukan pengadaan lahan untuk membangun Depo MRT di Ancol Barat.
"Ini semua proses paralel dan ini dapat diselesaikan di pertengahan tahun ini, untuk mendapatkan kepastian pendanaan dari pihak JICA," tutur William.
3. Fase 3 atau East–West (DKI Jakarta dan luar DKI Jakarta)
Proyek MRT dengan jalur terpanjang ini memiliki panjang total 87 km melalui tiga provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, atau dari Balaraja menuju Cikarang.
"[Jalur] yang ada di dalam DKI Jakarta kurang lebih sepanjang 31,7 kilometer, ini indikatif. Lalu, jalur di luar [Jakarta] 55 kilometer," jelas William.
William mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau PPN/Bappenas, serta pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Saat ini, proyek fase 3 sudah selesai melaksanakan feasibility study dan proses basic engineering sedang dilakukan oleh pihak Kemenhub.
4. Fase 4 (Fatmawati–TMII)
Proyek fase terakhir ini memiliki jalur sepanjang sekitar 12 km. William mengatakan proyek fase ini telah merampungkan pre-feasibility study sejak dua tahun lalu, dan sekarang sedang menjalani feasibility study sejak 2021.