Bisnis.com, JAKARTA - Pertamina berhasil memadamkan kebakaran dan menutup sumur illegal di Keban, Muba, Sumatera Selatan. Usaha keras dan panjang ini dapat dicapai berkat sinergi yang baik antara SKK Migas, Pertamina EP Aset 2 atau PHR Region-1 Zona-4 serta PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
Ariento Prabhowo, Project Manager PDSI untuk area Jambi, menjelaskan PDSI sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, pada operasinya di lapangan harus siap untuk mendukung penanganan setiap insiden atau kecelakaan, baik yang terjadi di lingkungan kerjanya masing-masing maupun di lokasi lain. Sesuai instruksi Zona 4 Regional Sumatera Subholding Upstream, well cap ditetapkan menjadi solusi kebakaran sumur liar tersebut. Solusi ini berupa pemasangan serangkaian valve untuk mengendalikan, mengalirkan, dan menutup semburan minyak/gas dari sumur yang sedang mengalir tidak terkendali.
Ariento menyatakan, PDSI sudah beberapa kali mengerjakan well cap. Namun, pekerjaan ini merupakan kali pertama harus melakukannya di sumur pengeboran ilegal yang strukturnya tidak mengacu kepada standar industri pengeboran.
“Ada tantangan tersendiri ketika melakukan well cap kali ini. Karena ini adalah sumur pengeboran ilegal yang tidak mengacu kaidah standar pengeboran migas, maka integritas sumurnya tidak bisa diandalkan,” jelasnya, Sabtu (05/03/2022).
Ariento menyebutkan, berat cement base yang dibuat mungkin saja tidak sanggup untuk menahan tekanan yang keluar dari dalam lubang sumur. Dan belum tentu upaya untuk mematikan sumur dengan bullhead bisa berhasil, bahkan memasukkan rangkaian ke dalam sumur belum tentu bisa berhasil karena terlalu banyak faktor uncertainty terhadap sumur ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Wasis Dwi Atmojo, Project Manager SBS PDSI, yang bersama Ariento bertindak sebagai koordinator di kegiatan tersebut. Wasis menjelaskan, karena well data dan well integrity tidak tersedia, maka tindakan yang dilakukan berdasarkan pendekatan agar capping head bisa center dengan casing terakhir.
Baca Juga
Selain Ariento dan Wasis, personel PDSI yang masuk ke area ring of fire terdiri dari dua orang pengawas capping, satu orang lifting engineer, dan dua orang crew capping. Ditambah belasan supporting crew lain sebagai pendukung kegiatan. Selain drilling crew PDSI, pemadaman api di sumur ini juga melibatkan kru Pertamina EP Field Ramba.
‘’Kolaborasi dan kerjasama yang baik antara crew Pertamina EP Ramba Field dan crew drilling Zona 4 yang dibantu PDSI memudahkan serta memaksimalkan upaya kita dalam memadamkan kebakaran sumur ilegal tersebut,” jelas Wasis.
Adapun kronologi upaya pemadaman kebakaran dan penutupan sumur ilegal di Keban:
• Tanggal 29 Nov s.d. 3 Des 2021: Persiapan jalur sumber air dan mobilisasi pipa air ke sumur Keban
• 4 Des s.d. 21 Des 2021: Site preparation, perbaikan/perataan akses masuk, dan penggalian balong air
• 17 Des s.d. 24 Des 2021: Instalasi pipa air sepanjang 4,2 km dari sumber Sungai Musi
• 18 Des 2021 s.d. 13 Jan 2022: Site preparation, perataan dan pengerasan area dingin untuk akses manuver alat berat
• 14 Jan s.d. 28 Jan 2022: Land clearing tahap 1 (38 x 44 m). Area semakin panas dan sangat berisiko. Mulai keluar aliran minyak.
• 31 Jan s.d. 10 Feb 2022: Mobilisasi 100 persen unit dan personil penanganan kebakaran sumur.
• 8 Feb s.d. 11 Feb 2022: Land clearing tahap 2 di area panas (center area)
• 12 Feb s.d. 24 Feb 2022: Pemasangan well capping dan diverting line 4″, serta perbaikan struktur tanah.
• 25 Feb s.d. 27 Feb 2022: Pekerjaan well control
• 28 Feb 2022: Penyemenan. Penyemenan sudah keras secara menyeluruh. Sumur telah tertutup, api sudah padam Kondisi sumur dan area aman dan terkendali. Melanjutkan observasi terhadap sumur.