Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia-Ukraina Bikin Ekonomi Tidak Pasti, Powell Dukung Kenaikan Suku Bunga 25 Bps

Menurut Powell, Bank Sentral bahkan siap untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari 25 bps, seiring dengan bayang-bayang inflasi di tengah ketidakpastian ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina.
Chairman Federal Reserve AS Jerome Powell dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021). /Bloomberg-Samuel Corum
Chairman Federal Reserve AS Jerome Powell dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021). /Bloomberg-Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Federal Reserve Jerome Powell mendukung kenaikan suku bunga 25 basis poin pada bulan ini. Bank Sentral bahkan siap untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi seiring dengan bayang-bayang inflasi di tengah ketidakpastian ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina.

Powell juga mengatakan di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh serangan Rusia terhadap Ukraina, kebutuhan untuk menghapus dukungan kebijakan pandemi Covid-19 tidak berubah.

"Intinya adalah kami akan melanjutkan tetapi kami akan melanjutkan dengan hati-hati karena kami mempelajari lebih lanjut tentang implikasi perang Ukraina bagi ekonomi," katanya, mengutip Bloomber, Kamis (3/3/2022).

Di hadapan parlemen, Powell juga mengatakan pasar tenaga kerja saat ini sangat ketat. Pengusaha tengah kesulitan mencari karyawan seiring dengan para pekerja berhenti dan mengambil pekerjaan baru. Hal ini pada akhirnya mendorong kenaikan upah pada laju tercepat dalam beberapa tahun.

“Kami tahu bahwa hal terbaik yang dapat kami lakukan untuk mendukung pasar tenaga kerja yang kuat adalah dengan mempromosikan ekspansi yang panjang, dan itu hanya mungkin dalam lingkungan stabilitas harga,” kata Powell.

Adapun pasar keuangan terombang-ambing sejak invasi Rusia ke Ukraina, membuat harga energi melonjak dan berpotensi mendorong inflasi lebih tinggi. Ketegangan yang meningkat dalam beberapa terakhir telah mengaburkan prospek pertumbuhan ekonomi global. 

Powell mengatakan bahwa dampak jangka pendek pada ekonomi AS dari perang Rusia dengan Ukraina sangat tidak pasti. Menurutnya, membuat kebijakan moneter yang tepat saat ini adalah berdasarkan kondisi ekonomi yang berkembang dengan cara yang tidak terduga. “Kita harus gesit dalam menanggapi data yang masuk dan prospek yang berkembang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper